
Pantau - Jepang mengusulkan kerja sama dengan Amerika Serikat dalam bidang pembuatan kapal sebagai bagian dari negosiasi tarif dagang yang sedang berlangsung.
Usulan ini dilaporkan oleh Jiji Press pada Senin (12/5) dengan mengutip sumber-sumber terkait yang mengetahui pembahasan tersebut.
Langkah ini diambil seiring dengan upaya pemerintahan Presiden Donald Trump untuk menghidupkan kembali industri pembuatan kapal AS, guna menghadapi dominasi China yang kian mendominasi sektor ini.
Jepang berencana menggunakan bantuan teknis dalam pembuatan kapal sebagai alat tawar dalam negosiasi, dengan harapan meredakan tarif tinggi yang saat ini dikenakan oleh AS terhadap berbagai produk Jepang.
Saat ini, ekspor mobil Jepang ke Amerika Serikat dikenai tarif sebesar 25 persen, sementara barang-barang lain dikenakan tarif hingga 24 persen.
Persaingan Global dan Dampak Terhadap Industri Dirgantara
Berdasarkan data pemerintah Jepang, China kini memimpin pangsa pasar pembangunan kapal global dengan 48,9 persen, disusul Korea Selatan sebesar 28,5 persen, dan Jepang berada di posisi ketiga dengan 15,6 persen.
Amerika Serikat, yang sebelumnya pernah menjadi pemimpin industri ini, kini tertinggal jauh dari pesaing-pesaing Asia.
Secara terpisah, sejumlah produsen komponen pesawat terbang Jepang sedang bersiap menghadapi kemungkinan diberlakukannya tambahan tarif dari AS, yang dapat berdampak langsung pada Boeing.
Tekanan tarif ini berpotensi mendorong Boeing untuk mengalihkan beban biaya kepada pemasoknya di Jepang.
Saat ini, sekitar 35 persen komponen pesawat 787 Dreamliner diproduksi oleh perusahaan-perusahaan Jepang seperti Mitsubishi Heavy Industries, Kawasaki Heavy Industries, Subaru Corp., IHI Corp., dan Toray Industries.
Karena komponen tersebut dibuat di Jepang, Boeing harus membayar tarif ketika mengimpornya kembali ke AS, yang dapat mengganggu rantai pasok industri dirgantara yang penting antara kedua negara.
- Penulis :
- Leon Weldrick
- Editor :
- Tria Dianti