Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Puan Tegaskan Solidaritas OKI Saat Buka Forum PUIC ke-19

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Puan Tegaskan Solidaritas OKI Saat Buka Forum PUIC ke-19
Foto: Ketua DPR RI Puan Maharani, saat menyampaikan pidato ketika membuka Sesi ke-19 Konferensi Persatuan Parlemen Negara-Negara Anggota OKI (PUIC) yang digelar di Gedung Parlemen Indonesia, Jakarta, Rabu (14/5/2025). (Dok. DPR RI)

Pantau - Gedung Parlemen Indonesia kembali menjadi saksi pertemuan penting dunia Islam. Ketua DPR RI, Puan Maharani, secara resmi membuka Sesi ke-19 Konferensi Persatuan Parlemen Negara-negara Anggota OKI (PUIC) pada Rabu (14/5/2025). Acara ini digelar di Ruang Rapat Paripurna DPR RI, Senayan, Jakarta.

“Selamat datang kepada para Ketua dan Wakil Ketua Parlemen serta seluruh delegasi di Gedung Parlemen Indonesia, gedung yang menjadi simbol demokrasi Indonesia,” ujar Puan dalam pidato pembukaannya.

Pembukaan konferensi ini bukan sekadar seremoni. Puan menggarisbawahi pentingnya solidaritas antarnegara anggota PUIC dalam menghadapi tantangan global.

Dia mengaitkan semangat kerja sama ini dengan sejarah berdirinya Gedung DPR, yang pada awalnya dibangun atas inisiatif Presiden Soekarno pada 1965, untuk menggelar Conference of the New Emerging Forces (CONEFO).

“Gedung ini dibangun sebagai lambang perjuangan negara-negara berkembang dalam mewujudkan dunia yang lebih adil,” jelasnya.

Menurut Puan, nilai-nilai itu masih sangat relevan, khususnya bagi negara-negara anggota OKI. Ia menegaskan pentingnya membangun tatanan dunia yang humanis, adil, dan mengedepankan kepentingan bersama.

“Semangat itu kini kita hidupkan kembali. Kita ingin menciptakan dunia yang lebih baik—baik secara politik, ekonomi, sosial, maupun budaya—untuk umat Islam dan umat manusia secara luas,” katanya.

Momentum Silver Jubilee PUIC 2025 ini juga dimanfaatkan Puan untuk menyuarakan isu-isu krusial yang dihadapi dunia Islam: dari kesenjangan ekonomi, krisis iklim, konflik geopolitik, hingga perjuangan rakyat Palestina.

“Banyak pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan bersama untuk mewujudkan tatanan dunia yang kita impikan,” ucapnya.

Puan mengajak negara anggota memperkuat solidaritas dan komitmen bersama agar PUIC dapat memainkan peran strategis di tataran global.

“Kita tak bisa membiarkan dunia terbentuk hanya berdasarkan kekuatan ekonomi dan politik semata,” tegasnya.

Ia juga menyoroti potensi besar 54 negara anggota PUIC. Bila bersatu, kekuatan ini mampu melahirkan kebijakan global yang nyata dan berpihak pada keadilan.

“Kita butuh agenda bersama yang konkret agar sidang PUIC tak sekadar menjadi pertemuan simbolik, melainkan mampu mendorong kemajuan nyata,” tutupnya.

Puan pun mengajak semua anggota untuk satu suara dalam menghadapi tantangan global seperti perang dagang, konflik geopolitik, krisis iklim, serta perjuangan kemerdekaan Palestina.

Penulis :
Khalied Malvino