HOME  ⁄  Internasional

Israel Serang Pos Penjaga Perdamaian di Lebanon, PBB Kecam Pelanggaran Gencatan Senjata dan Seruan Agresif

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Israel Serang Pos Penjaga Perdamaian di Lebanon, PBB Kecam Pelanggaran Gencatan Senjata dan Seruan Agresif
Foto: Israel langgar gencatan senjata, serang pos UNIFIL di Lebanon; PBB kecam keras dan desak perlindungan bagi pasukan penjaga perdamaian.(Sumber: ANTARA/HO-Dinas Penerangan Komando Armada II TNI AL/aa. (Handout Dispen Koarmabar II TNI AL)

Pantau - Misi penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIFIL) di Lebanon menyatakan bahwa salah satu pos mereka di Lebanon selatan menjadi sasaran serangan langsung dari militer Israel pada 13 Mei 2025, memicu kecaman keras dari komunitas internasional.

Insiden ini merupakan serangan pertama yang secara langsung mengenai posisi UNIFIL sejak gencatan senjata antara Israel dan Lebanon diberlakukan pada 27 November 2024.

UNIFIL menyampaikan keprihatinan mendalam atas agresi militer Israel terhadap personel dan aset PBB yang tengah menjalankan tugas berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701.

UNIFIL Catat Pola Perilaku Agresif Israel, Desak Perlindungan Internasional

UNIFIL mengungkapkan bahwa serangan tersebut bukan insiden tunggal.

Setidaknya empat insiden lain tercatat sebelumnya di sepanjang Garis Biru—garis demarkasi antara Israel dan Lebanon—di mana pasukan Israel menunjukkan perilaku provokatif terhadap pasukan PBB.

Pada 13 Maret 2025, pasukan UNIFIL yang sedang berpatroli bersama tentara Lebanon di Maroun Al-Ras menjadi sasaran laser dari titik militer Israel.

Kemudian, pada 7 Mei, dua tank Merkava Israel menembakkan laser ke arah patroli UNIFIL di Alma Ash-Shaab, disusul dengan pemantauan agresif oleh drone Israel dari jarak dekat.

Insiden serupa juga dilaporkan terjadi di Houla, di mana pesawat nirawak Israel mengawasi pos penjaga perdamaian PBB.

UNIFIL mengutuk keras seluruh tindakan tersebut dan menyerukan kepada semua pihak untuk menjamin keselamatan personel dan aset penjaga perdamaian.

Gencatan Senjata Dilanggar Ribuan Kali, Israel Masih Pertahankan Pos Militer

Pemerintah Lebanon menyatakan bahwa sejak gencatan senjata diberlakukan, Israel telah melakukan lebih dari 3.000 pelanggaran, menyebabkan hampir 200 kematian dan lebih dari 500 luka-luka.

Berdasarkan kesepakatan yang dicapai dalam gencatan senjata, Israel diwajibkan menarik pasukannya dari Lebanon selatan paling lambat 26 Januari 2025.

Namun, batas waktu tersebut diperpanjang hingga 18 Februari setelah Israel menolak mematuhi ketentuan penarikan.

Hingga saat ini, Israel masih mempertahankan posisi militernya di lima pos perbatasan dengan Lebanon, memicu kekhawatiran eskalasi konflik di kawasan yang telah lama bergolak.

Penulis :
Balian Godfrey