
Pantau - Perdana Menteri Malta Robert Abela menyatakan bahwa negaranya akan secara resmi mengakui Negara Palestina pada bulan Juni 2025 sebagai bentuk tanggung jawab moral terhadap krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza.
Pernyataan tersebut disampaikan Abela pada Minggu (25/5) dalam sebuah acara politik yang membahas berbagai isu lokal dan global, dengan fokus pada penderitaan warga sipil di Gaza.
Pengakuan terhadap Palestina direncanakan akan diumumkan usai konferensi yang dijadwalkan berlangsung pada 20 Juni mendatang.
"Kita tidak bisa menutup mata kita atas bencana kemanusiaan ini yang semakin memburuk setiap harinya"
Keluarga Dokter Palestina Jadi Simbol Tragedi Gaza
Abela mengungkapkan keterkejutannya atas kematian sembilan anak dari Dr. Alaa Al-Najjar, seorang dokter anak Palestina, dalam serangan udara Israel di Khan Younis, Gaza selatan.
Serangan tersebut menghantam rumah keluarga Al-Najjar dan menyebabkan suami Alaa terluka kritis, sementara hanya satu anak yang berhasil selamat.
Sebagai bentuk solidaritas, Malta menyatakan kesiapannya untuk menerima Dr. Alaa Al-Najjar dan keluarganya untuk tinggal di negara tersebut.
Pernyataan dan kebijakan ini dilaporkan oleh kantor berita Anadolu dan menjadi salah satu sinyal kuat dukungan Malta terhadap pengakuan Palestina sebagai negara merdeka.
- Penulis :
- Balian Godfrey