
Pantau - Presiden Iran Masoud Pezeshkian dijadwalkan melakukan kunjungan resmi selama dua hari ke Muscat, Oman pada Selasa (27/5), dengan tujuan memperkuat hubungan persahabatan dan memperdalam kerja sama bilateral antara kedua negara.
Pemerintah Oman menyatakan bahwa kunjungan ini akan membahas berbagai isu penting yang menjadi perhatian bersama, termasuk perkembangan regional dan internasional, meskipun rincian topik belum diungkapkan secara resmi.
Saat ini, Oman memiliki peran strategis sebagai mediator dalam perundingan nuklir antara Iran dan Amerika Serikat guna menyelesaikan sengketa yang berkepanjangan terkait program nuklir Teheran.
Sengketa Nuklir dan Sikap Tegas Iran Jadi Sorotan
Hingga kini, pihak Teheran belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait kunjungan Presiden Pezeshkian tersebut.
Iran terus mengupayakan pencabutan sanksi ekonomi sebagai imbalan atas pembatasan terhadap kegiatan nuklir tertentu, sambil mempertahankan haknya atas pengembangan energi nuklir untuk tujuan damai.
Namun, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei tetap bersikap skeptis terhadap efektivitas perundingan dengan Amerika Serikat dan menegaskan bahwa Iran "tidak memerlukan izin siapapun" untuk memperkaya uranium.
Kunjungan ini berlangsung di tengah kebuntuan diplomasi nuklir yang belum terselesaikan sejak Amerika Serikat menarik diri dari kesepakatan nuklir tahun 2015 pada masa pemerintahan Presiden Donald Trump.
Meski begitu, kedua pihak masih berusaha menghidupkan kembali kesepakatan tersebut dengan syarat dan ketentuan baru.
- Penulis :
- Balian Godfrey
- Editor :
- Balian Godfrey