Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Menlu Spanyol Serukan Embargo Senjata terhadap Israel, Desak Uni Eropa Tinjau Ulang Hubungan Asosiasi

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Menlu Spanyol Serukan Embargo Senjata terhadap Israel, Desak Uni Eropa Tinjau Ulang Hubungan Asosiasi
Foto: Spanyol desak embargo senjata atas Israel, kritik pelanggaran HAM dan operasi militer di Gaza.(Sumber: ANTARA/Anadolu/py.)

Pantau - Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares menyerukan pemberlakuan embargo senjata terhadap Israel sebagai respons atas serangan militer yang terus berlanjut di Jalur Gaza dan pelanggaran terhadap hak asasi manusia.

Pernyataan tersebut disampaikan Albares pada Minggu, 25 Mei 2025, menjelang pertemuan Kelompok Madrid yang akan membahas situasi Palestina secara menyeluruh.

"Jika perang (di Gaza) tidak dihentikan, maka Perjanjian Asosiasi Uni Eropa-Israel, khususnya poin kedua yang menyangkut ... hak asasi manusia, harus segera dibatalkan. Kita perlu memberlakukan embargo senjata terhadap Israel. Kita tidak boleh mengizinkan penjualan senjata ke Israel," tegas Albares.

Uni Eropa dan Spanyol Desak Evaluasi Terhadap Israel

Albares juga mengusulkan agar pemerintah Spanyol meninjau ulang daftar sanksi pribadi yang dimiliki negara itu, untuk memasukkan aktor-aktor yang dianggap menghalangi pembentukan negara Palestina.

Saat ini, daftar sanksi Spanyol hanya mencakup 13 pemukim radikal.

Sikap tegas Spanyol ini mendapat dukungan dari Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, yang menyatakan bahwa mayoritas kuat negara anggota Uni Eropa mendukung peninjauan ulang Perjanjian Asosiasi dengan Israel, menyusul agresi yang dilakukan Israel di Gaza.

Serangan Militer dan Krisis Kemanusiaan Gaza

Pada 16 Mei 2025, militer Israel meluncurkan operasi militer baru di Gaza dengan sandi Gideon's Chariots yang diklaim bertujuan menumpas Hamas secara total.

Namun, dampaknya terhadap warga sipil dinilai sangat besar dan memicu keprihatinan internasional.

Meski Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan akan mengizinkan masuknya makanan dalam jumlah terbatas ke Gaza, PBB menyebut bantuan tersebut sebagai “setetes air di lautan” karena kebutuhan yang sangat besar dan tidak tertutupi.

Pada 18 Maret 2025, Israel kembali menggempur wilayah Gaza setelah Hamas menolak proposal gencatan senjata yang diajukan Amerika Serikat.

Sejak awal Maret, Israel memutus pasokan listrik ke fasilitas penting seperti pabrik desalinasi dan melarang masuknya truk bantuan kemanusiaan, memperparah krisis kemanusiaan.

Penegasan Sikap Spanyol terhadap Israel

Seruan Albares mempertegas posisi Spanyol yang sebelumnya juga telah menghentikan kesepakatan pembelian senjata dengan Israel.

Langkah ini dipandang sebagai upaya nyata mendesak penghentian kekerasan dan menegakkan prinsip hak asasi manusia di kawasan konflik.

Sumber utama pemberitaan ini berasal dari kantor berita Sputnik dan Organisasi Kantor Berita Asia-Pasifik (OANA).

Penulis :
Balian Godfrey