
Pantau - Presiden Prancis Emmanuel Macron tiba di Vietnam pada Ahad, 25 Mei 2025 sebagai bagian pertama dari kunjungan kenegaraannya ke Asia Tenggara sebelum melanjutkan agenda ke Indonesia dan Singapura.
Dalam pernyataannya di media sosial X sesaat setelah mendarat di Hanoi, Macron menegaskan bahwa kunjungannya bertujuan memperkuat kerja sama di sektor pertahanan, inovasi, transisi energi, serta pertukaran budaya antara Prancis dan negara-negara mitra di kawasan.
Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi global untuk menghadapi tantangan iklim, ekonomi, dan geopolitik abad ke-21.
Tiga Hari di Vietnam dan Penandatanganan Kesepakatan Bilateral
Selama tiga hari di Vietnam, Macron dijadwalkan bertemu dengan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam To Lam dan Presiden Luong Cuong.
Agenda pertemuan ini mencakup penyaksian penandatanganan sejumlah kesepakatan bilateral sebagai bagian dari penguatan hubungan strategis kedua negara.
Kunjungan ini merupakan lawatan pertama Macron ke Vietnam sejak menjabat sebagai Presiden Prancis pada 2017 dan menjadi balasan atas kunjungan To Lam ke Paris pada Oktober 2024.
Dalam kunjungan tersebut, kedua negara sepakat meningkatkan status hubungan bilateral menjadi kemitraan strategis komprehensif.
Hubungan diplomatik antara Prancis dan Vietnam telah terjalin sejak April 1973.
Prancis–Vietnam Perkuat Kerja Sama Ekonomi, Macron Siap Bertemu Prabowo
Kerja sama ekonomi antara Prancis dan Vietnam terus tumbuh, dengan Prancis menjadi mitra dagang terbesar kelima Vietnam di Eropa.
Nilai perdagangan bilateral tahun 2024 mencapai 5,42 miliar dolar AS, dan dalam empat bulan pertama tahun 2025 sudah mencapai 1,79 miliar dolar AS.
Setelah menyelesaikan kunjungannya di Vietnam, Macron dijadwalkan terbang ke Jakarta untuk bertemu Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.
Selanjutnya, ia akan melanjutkan lawatannya ke Singapura untuk menyampaikan pidato utama dalam forum pertahanan bergengsi Shangri-La Dialogue pada Jumat, 30 Mei 2025.
Kunjungan Macron ke Asia Tenggara dipandang sebagai upaya strategis Prancis untuk mempererat kemitraan ekonomi dan politik, sekaligus menyeimbangkan pengaruh China yang kian dominan di kawasan Indo-Pasifik.
- Penulis :
- Balian Godfrey
- Editor :
- Balian Godfrey