Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Studi: Perubahan Iklim Akan Melemahkan Energi Angin di Timur Tengah, Turbin Diprediksi Kurangi Produksi hingga 7 Gigajoule

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Studi: Perubahan Iklim Akan Melemahkan Energi Angin di Timur Tengah, Turbin Diprediksi Kurangi Produksi hingga 7 Gigajoule
Foto: Studi terbaru ungkap perubahan iklim bisa lemahkan energi angin di Timur Tengah, produksi turbin angin terancam turun signifikan.(Sumber: ANTARA/Xinhua/Ahmed Gomaa.)

Pantau - Sebuah studi terbaru menyebut bahwa perubahan iklim berpotensi melemahkan kekuatan angin pada ketinggian yang dibutuhkan untuk pembangkit listrik tenaga angin di wilayah Timur Tengah, mengancam efektivitas proyek energi terbarukan di kawasan tersebut.

Studi ini dilakukan oleh tim peneliti Israel-Jerman dan dipublikasikan pada 23 Mei 2025 dalam jurnal ilmiah Climatic Change.

Penelitian menyoroti bahwa meskipun angin di permukaan tanah—terutama di area pantai—diproyeksikan akan menguat hingga 0,7 meter per detik pada tahun 2070, hal ini tidak berpengaruh besar terhadap produksi energi karena turbin angin bergantung pada angin di ketinggian sekitar 150 meter.

Produksi Energi Angin Terancam Melemah Akibat Sistem Cuaca Regional

Angin di ketinggian 150 meter justru diperkirakan akan melemah hingga 1,0 meter per detik karena perubahan sistem cuaca regional.

Pelemahan ini dapat berdampak serius terhadap output energi, dengan potensi penurunan produksi mencapai 7 gigajoule dalam rentang enam jam operasi.

Sebagai gambaran, satu gigajoule setara dengan 277,8 kilowatt jam (kWh).

Penurunan ini berarti tantangan besar bagi negara-negara Timur Tengah yang mulai mengandalkan energi angin dalam upaya transisi ke sumber energi bersih.

Peringatan bagi Perencana Proyek Energi Terbarukan

Studi tersebut menekankan pentingnya melakukan analisis pola angin pada berbagai ketinggian untuk mencegah kesalahan dalam estimasi potensi energi angin di masa depan.

Karena kapasitas angin sangat bervariasi di wilayah Timur Tengah, pendekatan perencanaan yang berbasis data menjadi sangat penting.

Para peneliti juga mendorong para pembuat kebijakan untuk memasukkan proyeksi perubahan iklim, khususnya perubahan pola angin, ke dalam strategi energi nasional masing-masing negara.

Rekomendasi: Fokus ke Wilayah Adaptif Seperti Laut Merah

Sebagai langkah mitigasi, kawasan dengan potensi tinggi dan pola angin yang lebih stabil seperti pantai Laut Merah direkomendasikan sebagai lokasi prioritas untuk pengembangan proyek energi angin yang lebih adaptif terhadap perubahan iklim.

Dengan begitu, investasi besar di sektor energi terbarukan tetap relevan dan efektif dalam jangka panjang.

Penulis :
Balian Godfrey