
Pantau - Pemerintah Iran melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Esmaeil Baghaei, menegaskan bahwa tidak ada perjanjian nuklir sementara dengan Amerika Serikat dalam agenda diplomatik Teheran.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam konferensi pers mingguan pada Senin (26/5), sekaligus membantah spekulasi terkait kesepakatan baru yang mungkin dicapai antara kedua negara.
Baghaei menekankan bahwa wacana perjanjian sementara tidak pernah menjadi bagian dari lima putaran pembicaraan tidak langsung antara Iran dan AS yang selama ini dimediasi oleh Oman.
Iran Tolak Hentikan Pengayaan Uranium, Sebut Sanksi AS Ganggu Proses Diplomatik
Dalam pernyataannya, Baghaei menegaskan bahwa pengayaan uranium merupakan bagian tak terpisahkan dari program nuklir damai Iran dan bukan sesuatu yang bisa dinegosiasikan.
"Iran tidak akan memberikan kelonggaran apa pun terkait pengayaan uranium," tegasnya.
Meski demikian, Iran tetap menyatakan kesediaannya untuk melanjutkan pembicaraan tidak langsung dengan AS selama Washington menunjukkan iktikad baik.
Namun, Baghaei mengingatkan bahwa Iran tidak akan percaya pada proses diplomatik jika AS terus berupaya merampas hak-hak fundamental yang dimiliki Iran sebagai negara berdaulat.
Ia juga mengecam sanksi baru yang dijatuhkan AS terhadap Iran, karena menurutnya kebijakan tersebut berdampak langsung pada kehidupan rakyat dan berpotensi merusak keseluruhan proses diplomasi.
Sejak April, Iran dan AS telah menggelar lima putaran pembicaraan tidak langsung—tiga di antaranya berlangsung di Muscat, Oman, dan dua lainnya di Roma, Italia.
Namun, permintaan terbaru dari pihak AS agar Iran menghentikan seluruh aktivitas pengayaan uranium kembali ditolak mentah-mentah oleh Teheran.
Iran menegaskan bahwa pengayaan uranium adalah hak yang tidak dapat dihapuskan dan menjadi bagian integral dari kebijakan energi nasionalnya.
- Penulis :
- Balian Godfrey