
Pantau - Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Arrmanatha Christiawan Nasir, memimpin delegasi RI dalam High-Level Conference on Glaciers Preservation (HLCGP) di Tajikistan pada 29–31 Mei 2025 untuk mendorong aksi kolektif global menyelamatkan gletser dunia.
Dalam sesi pleno, Arrmanatha menyampaikan bahwa Indonesia, meskipun negara tropis, turut mengalami dampak langsung pencairan gletser.
“Indonesia mungkin negara tropis, tetapi kami juga memiliki gletser. Sayangnya, kini 99 persen dari luas gletser di Puncak Carstensz di Papua telah lenyap akibat perubahan iklim.”
Ia menekankan bahwa krisis iklim adalah penyebab utama mencairnya gletser global dan menyerukan penguatan sistem multilateral dalam penanganannya.
“Indonesia mendukung penuh penguatan kepercayaan terhadap sistem multilateral, khususnya melalui pendanaan iklim yang adil dan akses terhadap teknologi adaptif. Pelestarian gletser adalah pelestarian masa depan umat manusia.”
Konferensi Tingkat Tinggi Gletser dan Komitmen RI
Konferensi ini dihadiri lebih dari 2.200 delegasi dari 65 negara, termasuk para pemimpin tinggi seperti Perdana Menteri Pakistan serta Wakil Presiden dari Iran, Zimbabwe, Gambia, dan Maladewa.
Sekitar 70 organisasi internasional juga berpartisipasi, di antaranya Wakil Sekjen PBB Amina J. Mohammed, Sekjen WMO, dan Sekretaris Eksekutif UNESCAP.
Presiden Tajikistan Emomali Rahmon menyampaikan keprihatinannya terhadap hilangnya lebih dari 600 gigaton es dalam beberapa dekade terakhir.
Amina J. Mohammed menyerukan pentingnya kolaborasi lintas sektor, pendanaan iklim yang kuat, serta pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) demi tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Konferensi ini menjadi pertemuan tingkat tinggi pertama yang secara khusus membahas pelestarian gletser.
Indonesia menegaskan peran aktif dan konstruktifnya dalam kerja sama internasional berbasis solusi serta komitmennya terhadap transisi menuju masa depan yang tangguh, adil, dan berkelanjutan.
- Penulis :
- Balian Godfrey