
Pantau - Dalam ajang Transport Logistic 2025 di Munich, salah satu inovasi paling mencuri perhatian adalah Spot, robot anjing berwarna kuning hasil pengembangan Boston Dynamics yang kini diadaptasi oleh Fraunhofer Institute for Material Flow and Logistics (IML) Jerman untuk operasi kargo udara.
Spot dibekali kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi palet yang disusun tidak beraturan di gudang kargo udara.
Setelah menemukan palet, Spot menggunakan lengan robotiknya untuk memindai dan membaca kode batang, lalu mengirimkan informasi ke sistem kontrol terpusat.
Meski Spot tidak mengangkat barang secara langsung, ia menjadi penghubung penting dalam sistem kerja robot lainnya untuk mengoptimalkan pencarian dan penanganan kargo.
Sistem AI Spot memiliki tiga fungsi utama: mengenali pola kargo, mengoptimalkan operasi armada robot, dan memungkinkan pengelolaan gudang secara prediktif.
Era Kolaborasi: AI Bukan Pengganti, Tapi Mitra Manusia
Inovasi Spot menjadi simbol transformasi besar di sektor logistik global, yang kini semakin bergerak ke arah otomatisasi gudang, pengoptimalan rute, dan pengiriman berbasis kecerdasan buatan.
Tren ini menandai peralihan menuju Industri 5.0, yaitu era kolaborasi simbiosis antara manusia dan mesin, bukan sekadar digitalisasi.
Survei Messe Muenchen GmbH menunjukkan bahwa 54 persen peserta pameran telah mengadopsi AI, khususnya dalam administrasi, layanan pelanggan, dan pengendalian.
Di Jerman, dua pertiga responden menyatakan sudah menggunakan AI dalam proses logistik.
Martin Friedrich dari Fraunhofer IML menyebut bahwa AI sangat membantu dalam lingkungan logistik yang cepat dan kompleks, termasuk dalam hal perkiraan kapasitas, pengiriman otomatis, dan pemeliharaan prediktif.
Meski demikian, sebanyak 60 persen responden menilai keahlian manusia tetap menjadi faktor paling krusial dalam keberhasilan operasional logistik.
"Pada akhirnya, ini semua tentang manusia, karena logistik adalah bisnis manusia," ujar Robert Schoenberger dari Messe Muenchen GmbH.
Matthias Klump dari Politecnico di Milano juga menegaskan bahwa "Manusia tidak digantikan, tetapi saling melengkapi".
AI dinilai mampu memberikan wawasan berbasis data, mengidentifikasi risiko, dan meningkatkan efisiensi proses, namun pengambilan keputusan tetap berada di tangan manusia.
Kini, satu operator manusia dapat mengawasi seluruh armada robot melalui satu pusat kendali, hanya melakukan intervensi jika diperlukan.
Model kolaborasi manusia dan multirobot ini diyakini sebagai arah masa depan yang mampu menyeimbangkan efisiensi dengan keselamatan kerja.
Namun tantangan masih ada, seperti kualitas data yang buruk, keterbatasan keahlian internal, dan rendahnya penerimaan tim terhadap teknologi baru.
Klump menekankan bahwa pelibatan karyawan sejak tahap awal dalam pengembangan sistem AI sangat penting untuk mengurangi rasa takut dan meningkatkan penerimaan teknologi.
- Penulis :
- Balian Godfrey