
Pantau - Sebuah kapal bantuan kemanusiaan yang membawa suplai penting ke Jalur Gaza dicegat oleh pasukan Israel dan akhirnya dialihkan ke Pelabuhan Ashdod, Israel, pada Senin, 9 Juni 2025.
Kapal bernama Madleen yang berlayar di bawah bendera Inggris tersebut sedang dalam misi menembus blokade ketat Israel terhadap Gaza ketika disergap pada malam hari oleh militer Israel sebelum mencapai pantai Gaza.
Kapal Membawa Bantuan Kemanusiaan, Ditarik ke Ashdod
Penyiar publik Israel, KAN, melaporkan penangkapan kapal ini, meskipun tidak ada rincian diberikan mengenai kondisi para penumpangnya.
Kapal tersebut diketahui mengangkut berbagai jenis bantuan seperti makanan, susu formula bayi, tepung, beras, popok, pembalut wanita, peralatan desalinasi air, obat-obatan, kruk, serta kaki dan tangan palsu (prostetik) khusus untuk anak-anak korban perang.
Setelah disergap, kapal Madleen kemudian ditarik oleh pasukan Israel ke Pelabuhan Ashdod.
Aktivis dan Jurnalis Ditahan, Termasuk Greta Thunberg
Freedom Flotilla Coalition, organisasi LSM internasional yang mengorganisasi misi ini, menyatakan bahwa pasukan Israel telah menculik 12 orang yang berada di dalam kapal tersebut.
Dari 12 orang yang ditahan, 11 di antaranya merupakan aktivis dan satu orang adalah jurnalis.
Nama-nama mereka yang ditahan adalah Greta Thunberg (Swedia), Rima Hassan (anggota Parlemen Eropa, Prancis-Palestina), Yasemin Acar (Jerman), Baptiste Andre (Prancis), Pascal Maurieras (Prancis), Yanis Mhamdi (Prancis), Reva Viard (Prancis), Thiago Avila (Brasil), Suayb Ordu (Turki), Sergio Toribio (Spanyol), Marco van Rennes (Belanda), serta Omar Faiad (jurnalis Al Jazeera Mubasher asal Prancis).
Menurut data sejak Oktober 2023, hampir 55.000 orang telah tewas akibat serangan di Gaza.
Sumber: Anadolu.
- Penulis :
- Leon Weldrick