
Pantau - Pemerintah Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump menghadapi tekanan internasional dan ancaman balasan menyusul serangan udara terhadap tiga fasilitas nuklir di Iran.
Kecaman Irak dan Peringatan Rusia
Laporan NBC News menyebutkan bahwa informasi mengenai persiapan AS menghadapi balasan Iran berasal dari dua pejabat pertahanan dan seorang pejabat senior Gedung Putih.
Pemerintah Irak secara terbuka mengecam serangan tersebut dan memperingatkan bahwa tindakan militer AS dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi stabilitas kawasan.
Juru bicara pemerintah Irak, Basim al-Awadi, menyebut keterlibatan langsung AS dalam konflik antara Iran dan Israel sebagai sebuah eskalasi yang melampaui batas kedaulatan negara mana pun.
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev menyatakan bahwa "sejumlah negara siap untuk memasok Iran dengan senjata nuklir mereka", ungkapnya dalam sebuah pernyataan resmi.
Ancaman Iran dan Respons PBB
Iran melalui Markas Pusat Khatam Al-Anbia (KCHQ) Angkatan Bersenjata mengeluarkan peringatan keras kepada negara-negara yang berencana memasok senjata ke Israel.
Iran menyatakan bahwa setiap negara yang mendukung Israel dengan pasokan senjata akan dijadikan target militer oleh Iran.
Di sisi lain, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap situasi tersebut.
"Saya sangat khawatir terhadap serangan militer AS ke fasilitas nuklir Iran," ungkapnya dalam pernyataan resmi.
Ia menegaskan bahwa serangan tersebut berpotensi memperparah ketegangan regional dan mengancam perdamaian serta keamanan global.
- Penulis :
- Leon Weldrick