HOME  ⁄  Internasional

Menlu Iran Tegaskan Tak Ada Kesepakatan Baru dengan AS, Kerja Sama dengan IAEA Dihentikan usai Konflik 12 Hari

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Menlu Iran Tegaskan Tak Ada Kesepakatan Baru dengan AS, Kerja Sama dengan IAEA Dihentikan usai Konflik 12 Hari
Foto: Menlu Iran Tegaskan Tak Ada Kesepakatan Baru dengan AS, Kerja Sama dengan IAEA Dihentikan usai Konflik 12 Hari(Sumber: ANTARA/Xinhua/Liu Lei)

Pantau - Menteri Luar Negeri Iran, Seyed Abbas Araghchi, menegaskan bahwa tidak ada kesepakatan, janji, maupun pengaturan baru terkait kelanjutan negosiasi antara Iran dan Amerika Serikat di tengah meningkatnya ketegangan pascakonflik bersenjata dengan Israel dan AS.

Pernyataan itu disampaikan Araghchi dalam wawancara dengan stasiun televisi IRIB, beberapa hari setelah gencatan senjata antara Iran dan Israel diberlakukan pada 24 Juni 2025.

Iran Tegaskan Kepentingan Nasional Jadi Prioritas

"Kami belum membuat kesepakatan atau janji untuk pembicaraan apa pun. Keputusan kami semata-mata akan didasarkan pada kepentingan Iran. Jika kepentingan kami mengharuskan kembali ke meja perundingan, kami akan mempertimbangkannya", ujar Araghchi.

Ia juga menuduh Amerika Serikat telah mengkhianati Iran dalam negosiasi sebelumnya, khususnya terkait upaya menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 dan pencabutan sanksi.

Iran Hentikan Kerja Sama Nuklir dengan IAEA

Araghchi mengonfirmasi bahwa undang-undang penangguhan kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah disahkan dan kini bersifat wajib.

"Undang-undang tersebut kini bersifat wajib dan akan diterapkan. Kerja sama kami dengan IAEA akan mengambil bentuk baru", tegasnya.

Pihak Iran menyatakan bahwa kerusakan infrastruktur nuklir akibat konflik dengan Israel sedang dievaluasi oleh para pakar dari Organisasi Energi Atom Iran.

Iran juga menjadikan tuntutan ganti rugi sebagai bagian dari agenda utama setelah perang 12 hari tersebut.

Kronologi Konflik Iran–Israel dan Keterlibatan AS

Konflik dimulai pada 13 Juni 2025 saat Israel meluncurkan serangan ke wilayah Iran, menewaskan sejumlah komandan militer senior, ilmuwan nuklir, dan warga sipil.

Serangan itu dilakukan hanya beberapa hari sebelum negosiasi tidak langsung antara Iran dan AS yang dijadwalkan berlangsung di Muscat, Oman, pada 15 Juni.

Sebagai balasan, Iran meluncurkan serangan rudal dan drone ke wilayah Israel yang menyebabkan korban jiwa dan kerusakan properti.

Amerika Serikat kemudian merespons dengan menyerang tiga situs nuklir utama Iran pada 21 Juni.

Pada 23 Juni, Iran membalas dengan menembakkan rudal ke Pangkalan Udara Al Udeid milik AS di Qatar.

Konflik mereda dengan diberlakukannya gencatan senjata antara Iran dan Israel pada 24 Juni 2025.

Penulis :
Aditya Yohan