Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Menlu Mesir dan Utusan AS Bahas Upaya Gencatan Senjata Gaza, Hamas Beri Tanggapan Positif

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Menlu Mesir dan Utusan AS Bahas Upaya Gencatan Senjata Gaza, Hamas Beri Tanggapan Positif
Foto: Menlu Mesir dan Utusan AS Bahas Upaya Gencatan Senjata Gaza, Hamas Beri Tanggapan Positif(Sumber: ANTARA FOTO/Xinhua/Rizek Abdeljawad/bar)

Pantau - Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty dan Utusan Khusus Amerika Serikat untuk Timur Tengah Steve Witkoff mengadakan pembicaraan via telepon pada Sabtu, 5 Juli 2025, untuk membahas perkembangan terbaru terkait upaya gencatan senjata di Gaza.

Keduanya juga membahas persiapan pertemuan tidak langsung antara pihak-pihak yang berkepentingan guna mencapai kesepakatan penghentian pertempuran.

Mesir Siapkan Konferensi Rekonstruksi, AS Apresiasi Peran Mediasi

Dalam pembicaraan tersebut, Abdelatty menyoroti pentingnya mempersiapkan konferensi internasional untuk pemulihan dan rekonstruksi Gaza yang akan digelar setelah tercapainya gencatan senjata.

Steve Witkoff memuji peran aktif Mesir dalam memfasilitasi proses negosiasi serta kontribusinya terhadap keamanan dan stabilitas kawasan Timur Tengah.

Upaya ini merupakan bagian dari inisiatif bersama yang juga melibatkan Qatar dan Amerika Serikat sebagai mediator utama dalam proses perdamaian.

Hamas Siap Negosiasi, Proposal Gencatan Senjata Didukung Internasional

Sehari sebelumnya, Jumat, 4 Juli 2025, kelompok Hamas menyatakan telah memberikan tanggapan “positif” terhadap proposal gencatan senjata yang disampaikan oleh para mediator.

Hamas menyatakan kesiapan untuk segera memasuki putaran negosiasi guna membahas mekanisme implementasi dari kerangka kerja yang diusulkan.

Proposal gencatan senjata tersebut mencakup masa penghentian pertempuran selama 60 hari dan bertujuan untuk menciptakan fondasi menuju kesepakatan jangka panjang.

Proposal ini mendapat dukungan dari Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar.

Sejak dimulainya operasi militer Israel di Gaza pada Oktober 2023, lebih dari 57.330 warga Palestina dilaporkan tewas, menjadikan krisis ini sebagai salah satu konflik paling berdarah dalam beberapa dekade terakhir.

Penulis :
Ahmad Yusuf