
Pantau - Pemimpin Hizbullah, Naim Qassem, pada Minggu, 6 Juli 2025, menolak tegas seruan agar kelompok bersenjata Lebanon tersebut melucuti senjatanya di tengah ketegangan yang terus meningkat dengan Israel.
Dalam pidatonya pada peringatan Hari Asyura, Qassem menegaskan bahwa perlawanan terhadap Israel adalah kewajiban yang tak bisa dihindari bagi rakyat Lebanon.
"Pendudukan (Israel) ini harus berakhir. Kita harus melawannya, kita harus menghadapinya," ujarnya.
Ia menegaskan bahwa mempertahankan negara adalah hak setiap warga, tanpa harus menunggu izin dari pihak manapun.
Kritik terhadap Tekanan Politik dan Dukungan Asing
Qassem mengkritik keras pihak-pihak yang menurutnya menekan warga Lebanon untuk menyerahkan senjata dan pada saat yang sama mengabaikan ancaman militer Israel.
"Apakah Anda menunggu izin untuk mempertahankan diri saat diserang di rumah? Pertahanan tidak memerlukan izin," tegasnya.
Ia juga mengecam upaya politik yang menuntut pelucutan senjata Hizbullah dan meminta agar tekanan dialihkan pada Israel sebagai pihak agresor.
"Mintalah penarikan diri musuh, bukan penyerahan diri warga Anda," kata Qassem.
Lebih lanjut, ia memperingatkan faksi-faksi politik di Lebanon agar tidak mencari bantuan asing untuk melemahkan posisi Hizbullah di dalam negeri.
Ia menegaskan bahwa segala bentuk upaya untuk melemahkan Hizbullah melalui campur tangan luar akan gagal dan tidak akan menghentikan perlawanan mereka.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf