Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

ASEAN Tegaskan Dukungan Repatriasi Aman untuk Pengungsi Rohingya dan Stabilitas di Rakhine

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

ASEAN Tegaskan Dukungan Repatriasi Aman untuk Pengungsi Rohingya dan Stabilitas di Rakhine
Foto: Arsip - Pengungsi Rohingya berada di ruang detensi Kantor Imigrasi Kelas I TPI Dumai, Riau (sumber: ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid)

Pantau - Para menteri luar negeri negara-negara Asia Tenggara menyatakan kembali dukungan mereka terhadap upaya menciptakan keamanan dan stabilitas bagi seluruh penduduk di negara bagian Rakhine, Myanmar, serta mendorong pemulangan sukarela pengungsi Rohingya secara aman dan bermartabat.

Seruan Repatriasi Sukarela dan Bermartabat

Dalam pernyataan bersama usai pertemuan ASEAN di Kuala Lumpur pekan ini, para menteri luar negeri menekankan pentingnya proses repatriasi yang “aman, terlindungi, dan bermartabat”.

Kelompok Rohingya yang mayoritas Muslim melarikan diri dari Myanmar akibat kekerasan dan penindasan yang memuncak sejak tahun 2017.

Hingga saat ini, lebih dari satu juta pengungsi Rohingya tinggal di kamp-kamp pengungsian di Bangladesh.

“Kami menegaskan kembali dukungan ASEAN terhadap upaya Myanmar untuk membawa perdamaian, stabilitas, dan supremasi hukum, mendorong harmoni serta rekonsiliasi antar komunitas, dan memastikan pembangunan berkelanjutan dan merata di negara bagian Rakhine”, ungkap pernyataan resmi ASEAN.

Meskipun tidak secara langsung menyebut istilah “Rohingya”, ASEAN menyambut baik kerja sama berkelanjutan antara pemerintah Myanmar dan Bangladesh, termasuk berbagai inisiatif pemulangan pengungsi ke wilayah asal mereka di Rakhine.

“Kami menantikan peran ASEAN yang terus berlanjut dalam memfasilitasi proses pemulangan ini”, tambah pernyataan tersebut.

Ketegangan Politik dan Peran ASEAN

Sejak kudeta militer pada Februari 2021, Myanmar dikuasai oleh junta militer yang saat ini menghadapi gugatan genosida terhadap etnis Rohingya di Mahkamah Internasional (ICJ).

Kondisi politik di Myanmar yang tidak kunjung stabil membuat ASEAN tetap pada keputusannya untuk tidak mengundang perwakilan Myanmar dalam pertemuan-pertemuan tingkat tinggi.

Meski junta menyatakan akan menggelar pemilu pada akhir tahun ini atau awal tahun depan, ASEAN menilai hal tersebut belum menjadi prioritas utama.

Menurut Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad Hasan, yang saat ini menjabat sebagai ketua ASEAN, fokus utama ASEAN adalah menciptakan stabilitas dan rekonsiliasi antar-masyarakat di Myanmar, termasuk di wilayah Rakhine.

ASEAN juga menegaskan komitmennya untuk terus membantu penyelesaian konflik internal di Myanmar dengan cara damai dan inklusif.

Sumber: Anadolu

Penulis :
Leon Weldrick
Editor :
Tria Dianti