Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Bentrokan Thailand-Kamboja Masuki Hari Keempat, 35 Orang Tewas Meski Ada Seruan Gencatan Senjata dari Trump

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Bentrokan Thailand-Kamboja Masuki Hari Keempat, 35 Orang Tewas Meski Ada Seruan Gencatan Senjata dari Trump
Foto: (Sumber: Arsi foto - Unit militer Thailand siap beroperasi setelah Thailand dan Kamboja saling serang dengan artileri berat di Provinsi Surin, Thailand, Jumat (25/7/2025). ANTARA FOTO/REUTERS/Athit Perawongmetha/agr/pri.)

Pantau - Bentrokan bersenjata antara pasukan militer Thailand dan Kamboja terus berlangsung hingga Minggu, 27 Juli 2025, dengan total korban jiwa meningkat menjadi 35 orang, meskipun Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menyerukan gencatan senjata sehari sebelumnya.

Pemerintah Thailand melaporkan bahwa 22 warganya tewas, terdiri dari 14 warga sipil dan 8 tentara, serta 140 orang lainnya mengalami luka-luka.

Sementara itu, jumlah korban jiwa di pihak Kamboja tercatat sebanyak 13 orang.

Salahkan Satu Sama Lain, Ribuan Warga Dievakuasi

Kementerian Pertahanan Kamboja melalui juru bicara Maly Socheata menuduh pasukan Thailand terus memasuki wilayah mereka dan menembakkan artileri serta roket.

Sementara itu, Juru Bicara Militer Thailand, Richa Suksuvanon, mengatakan bahwa pasukan Kamboja menembakkan artileri yang menyebabkan kerusakan infrastruktur di wilayah Thailand.

Ia menyatakan bahwa Thailand "baru akan menghentikan tembakan jika Kamboja bersedia bernegosiasi."

Bentrok telah memasuki hari keempat sejak pertama kali pecah, dan telah memaksa puluhan ribu warga dari kedua sisi perbatasan untuk dievakuasi.

Penyerahan Jenazah dan Isyarat Diplomasi

Pada Minggu, 27 Juli, militer Thailand menyerahkan jenazah 12 tentara Kamboja yang tewas dalam bentrokan kepada otoritas Kamboja di pos perbatasan permanen Chong Sa-ngam, Distrik Phu Sing, Provinsi Si Sa Ket, Thailand.

Penyerahan jenazah dilakukan berdasarkan "prinsip kemanusiaan, untuk menghormati semua tentara yang gugur saat bertugas, tanpa memandang kebangsaan," demikian pernyataan militer Thailand.

Namun hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari pihak Kamboja mengenai pemulangan jenazah tersebut.

Sengketa Lama dan Gagalnya Seruan Perdamaian

Konflik ini berakar dari sengketa perbatasan di sekitar wilayah Provinsi Preah Vihear (Kamboja) dan Provinsi Ubon Ratchathani (Thailand timur laut).

Ketegangan meningkat sejak 28 Mei 2025 setelah seorang tentara Kamboja dilaporkan tewas dalam insiden baku tembak.

Presiden Donald Trump sebelumnya menyatakan telah berbicara dengan Perdana Menteri Thailand dan Kamboja pada Sabtu, 26 Juli, dan mengklaim bahwa kedua pihak telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata.

Namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa pertempuran terus berlanjut dan belum ada tanda-tanda deeskalasi konflik.

Penulis :
Ahmad Yusuf
Editor :
Ahmad Yusuf