
Pantau - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa ratusan ribu warga di wilayah tengah dan utara Somalia saat ini terdampak kekeringan parah yang mengancam kehidupan dan mata pencaharian mereka.
Informasi tersebut disampaikan oleh Farhan Haq, wakil juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, dalam konferensi pers pada Rabu (6/8/2025).
Berdasarkan analisis Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), lebih dari 880.000 orang tinggal di 16 distrik terdampak kekeringan parah.
Air Menyusut, Pangan Terancam, Peternak Bermigrasi
Saat ini, badan-badan PBB dan mitra-mitranya tengah melakukan evaluasi gabungan di wilayah Puntland dan Somaliland untuk menilai kondisi darurat di lapangan.
Laporan awal menunjukkan peningkatan kerawanan pangan, terbatasnya akses terhadap air dan padang rumput, serta gangguan serius terhadap mata pencaharian penduduk lokal.
Lebih dari 160 sumur bor dilaporkan tidak lagi berfungsi, dan sumur-sumur air lainnya telah mengering.
Kondisi ini memaksa para peternak untuk bermigrasi bersama ternak mereka ke wilayah lain dalam upaya mencari air dan sumber pakan yang tersisa.
Farhan Haq menyatakan bahwa Dana Kemanusiaan Somalia yang dikelola oleh PBB tengah mempersiapkan alokasi dana untuk memenuhi kebutuhan darurat dan menyelamatkan nyawa warga yang terdampak.
Pendanaan Kemanusiaan Jauh dari Target
Namun, rencana peningkatan bantuan ini dihadapkan pada kendala besar akibat pemangkasan dana oleh sejumlah donatur utama.
"Rancangan Respons dan Kebutuhan Kemanusiaan Somalia (Somalia Humanitarian Needs and Response Plan) senilai 1,4 miliar dolar AS hanya didanai sebesar 17 persen atau hampir 242 juta dolar AS," ujar Haq.
Kekurangan pendanaan ini dinilai berisiko memperburuk situasi kemanusiaan, di tengah meningkatnya kebutuhan yang mendesak akibat perubahan iklim dan kelangkaan sumber daya air di Somalia.
- Penulis :
- Aditya Yohan