
Pantau - Pemerintah Malaysia tengah mengkaji peran tenaga nuklir sebagai opsi potensial dalam menghasilkan listrik yang bersih, stabil, dan kompetitif, guna memperkuat bauran energi masa depan negara tersebut.
Evaluasi Terstruktur untuk Bauran Energi
Wakil Perdana Menteri Malaysia Fadillah Yusof pada Senin (11/8) menyampaikan bahwa kajian ini menjadi bagian dari evaluasi terstruktur setelah pemaparan Rencana Malaysia ke-13.
Langkah tersebut bertujuan mendiversifikasi sumber energi, memperkuat keamanan energi jangka panjang, mendukung target pengurangan emisi karbon, dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Fadillah yang juga menjabat Menteri Bidang Transisi Energi dan Transformasi Air menegaskan, "Setiap pertimbangan akan didasarkan pada analisis teknis terperinci, selaras dengan prioritas pembangunan nasional, serta mematuhi kewajiban internasional."
Pemerintah menugaskan Organisasi Pelaksana Program Energi Nuklir Malaysia di bawah MyPOWER Corporation untuk mengoordinasikan persiapan sesuai pedoman Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Tahap persiapan dilakukan melalui kerangka kerja terkoordinasi yang melibatkan komite teknis lintas kementerian, departemen, dan lembaga agar pendekatan nasional menjadi terpadu dan komprehensif.
Seruan Perkuat Zona Bebas Senjata Nuklir
Dalam kesempatan tersebut, Fadillah mendesak negara-negara pemilik senjata nuklir segera menandatangani dan meratifikasi Protokol Perjanjian Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara tanpa penundaan.
Ia menegaskan, "Protokol ini merupakan pilar penting bagi perdamaian regional, rasa saling percaya, serta keamanan jangka panjang."
Menurutnya, zona bebas senjata nuklir yang kuat dan dapat diterapkan sangat penting untuk menjaga stabilitas dan melindungi masa depan kawasan.
- Penulis :
- Leon Weldrick