Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Bantuan China Bantu Pengungsi Afghanistan Bangkit, dari Tenda Darurat hingga Beasiswa Pendidikan

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Bantuan China Bantu Pengungsi Afghanistan Bangkit, dari Tenda Darurat hingga Beasiswa Pendidikan
Foto: (Sumber: Anak-anak Afghanistan terlihat di sebuah kamp darurat di Kabul, Afghanistan (20/7/2025). ANTARA/Xinhua/Saifurahman Safi/aa)

Pantau - Di tengah upaya pemulihan yang berlangsung di berbagai wilayah Afghanistan, kisah-kisah pengungsi yang kembali dan pelajar yang berjuang melanjutkan pendidikan mencerminkan semangat ketahanan. Proses ini diperkuat oleh bantuan kemanusiaan dan dukungan pendidikan dari China.

Di Provinsi Kabul, Banares (35), seorang pengungsi yang baru kembali, kini tinggal di tenda biru yang disumbangkan oleh pemerintah China.

"Ketika kami tiba, China membantu dengan memberikan kami tenda. Jika tenda-tenda ini tidak tersedia, di mana kami akan tinggal di bawah terik matahari ini? Hidup sebagai migran dalam kondisi sekeras ini akan sangat menyiksa," ujarnya.

Tenda-Tenda China Jadi Harapan Awal di Tengah Krisis

Halima (11), pengungsi anak yang tinggal bersama kedua orang tua dan tujuh saudara kandung, juga menggantungkan harapannya pada bantuan serupa.

"Kami sangat senang dengan China karena mereka memberi kami tenda. Dulu saya pernah bersekolah dan sekarang saya berharap bisa melanjutkan pendidikan saya," katanya.

Menurut Kementerian Pengungsi dan Repatriasi Afghanistan, bantuan dari China sangat penting dalam meringankan beban pengungsi yang kembali.

Juru bicara kementerian, Abdulmutallab Haqqani, menyebut bantuan itu mencakup tenda, kendaraan, dan selimut yang didistribusikan di titik perbatasan dan provinsi.

"Tidak diragukan lagi bahwa ketika para pengungsi kembali ke Afghanistan dan menetap di sini, mereka menghadapi banyak tantangan. Dalam hal ini, China telah memberikan bantuan yang signifikan kepada Kementerian Pengungsi," ujarnya.

Raz Mohammad Sulaimani, pengungsi lain, mengaku hanya tenda bantuan dari China yang tersedia saat ia tiba di Kabul setelah tiga hari di kamp.

"Ketika kami tiba, satu-satunya tempat berteduh yang menunggu kami adalah tenda-tenda yang diberikan oleh China. Tidak ada negara lain yang membantu kami seperti ini," ucapnya.

Dari Tenda ke Ruang Kelas: Pendidikan Jadi Pilar Harapan Baru

Bantuan China tidak hanya hadir dalam bentuk kebutuhan dasar, tetapi juga investasi jangka panjang dalam sektor pendidikan.

Wahidullah Halimi, Direktur Eksekutif Institut Konfusius di Universitas Kabul, menjelaskan bahwa proyek pendidikan seperti pembangunan wisma tamu, gedung Departemen Bahasa dan Sastra China, serta auditorium sedang berjalan.

"Beasiswa dan program akademik yang ditawarkan kepada 60 mahasiswa berprestasi pada 2023 dan 2024 memberikan mereka kesempatan untuk belajar di China," jelas Halimi.

Selama 15 tahun terakhir, antara 20 hingga 50 mahasiswa Afghanistan setiap tahunnya dikirim untuk belajar di universitas-universitas di China. Program ini dinilai tidak hanya memperkaya perkembangan akademik, tapi juga membangun pemahaman lintas budaya.

Amruddin, seorang sopir yang turut membantu pemulangan pengungsi, menyebut tenda-tenda tersebut sebagai "tempat berteduh sementara dan harapan" bagi banyak keluarga yang tak memiliki uang, pekerjaan, ataupun tempat tinggal.

Kehadiran China di Afghanistan terasa nyata—baik di kamp pengungsian melalui bantuan darurat, maupun di ruang-ruang kelas lewat peluang pendidikan—sebagai bentuk dukungan untuk membangun masa depan yang lebih baik.

Penulis :
Aditya Yohan