
Pantau - Hamas menegaskan tidak akan mengubah posisi dan tuntutannya dalam perundingan gencatan senjata Gaza, meskipun Israel melancarkan serangan terhadap tim negosiasinya di Doha, Qatar.
"Kami tegaskan bahwa kejahatan keji ini tidak akan berhasil mengubah posisi tegas dan tuntutan jelas kami untuk menghentikan agresi terhadap rakyat kami, penarikan penuh pasukan pendudukan dari Jalur Gaza, pertukaran tahanan yang nyata, bantuan untuk rakyat kami, dan pembangunan kembali," ungkap pejabat senior Hamas, Fawzi Barhoum, pada Kamis, 11 September 2025.
Serangan tersebut terjadi saat delegasi Hamas sedang membahas proposal gencatan senjata baru yang diajukan oleh Amerika Serikat.
Hamas Tuding AS Terlibat, Israel Akui Bertanggung Jawab
Hamas secara terbuka menuduh Amerika Serikat turut bertanggung jawab atas serangan udara tersebut.
"Pemerintah Amerika Serikat merupakan mitra utama dalam kejahatan ini, memikul tanggung jawab politik dan moral dengan memberikan perlindungan dan dukungan yang terus menerus terhadap agresi pendudukan dan kejahatan yang terus berlanjut terhadap rakyat kami," ujar Barhoum.
Israel mengonfirmasi bahwa pihaknya melakukan serangan udara pada Selasa, 9 September 2025, di Doha, dan menyatakan bahwa serangan itu ditujukan untuk menghabisi para pemimpin kelompok Hamas.
Sasaran serangan adalah bangunan yang digunakan oleh pejabat senior Hamas.
Meski tim negosiasi Hamas selamat dari serangan, enam orang lainnya dilaporkan tewas dalam insiden tersebut.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Ahmad Yusuf