Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Hamas Tuduh Netanyahu Ciptakan Kekacauan di Timur Tengah Demi Fantasi “Israel Raya”

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Hamas Tuduh Netanyahu Ciptakan Kekacauan di Timur Tengah Demi Fantasi “Israel Raya”
Foto: (Sumber: Arsip - Sebuah ambulans terlihat di dekat lokasi serangan udara Israel di Doha, Qatar (9/9/2025). ANTARA/Xinhua/Nikku/aa.)

Pantau - Hamas secara terbuka menuduh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sebagai penjahat perang yang sedang mendorong kawasan Timur Tengah ke ambang kehancuran demi ambisi membentuk “Israel Raya”.

Melalui pernyataan resmi Biro Politik Hamas, Izzat al-Rashq, disebutkan bahwa Netanyahu berusaha menggambar ulang peta Timur Tengah dan mendominasi kawasan lewat cara-cara ekstrem yang menghancurkan stabilitas regional.

"Penjahat perang Netanyahu sedang berupaya mengalihkan pertempuran ke kawasan, berusaha menggambar ulang Timur Tengah dan mendominasinya, demi mengejar fantasi mitos tentang ‘Israel Raya’ yang kini menempatkan seluruh kawasan ke ambang kehancuran karena ekstremisme dan kebodohannya," ujar al-Rashq.

Tudingan Serangan ke Qatar dan Gagalnya Negosiasi Gencatan Senjata

Al-Rashq juga menyebut serangan udara Israel terhadap tim negosiator Hamas di Qatar sebagai bukti nyata upaya Israel untuk menggagalkan proses negosiasi damai terkait Gaza.

Ia menuding Israel sengaja menyerang demi melemahkan peran Qatar yang selama ini aktif menjadi mediator dan berusaha menghentikan bencana kemanusiaan di Jalur Gaza.

Menurut al-Rashq, Qatar telah membayar harga mahal atas komitmennya dalam memperjuangkan keadilan, hak asasi manusia, dan hukum internasional.

Kementerian Luar Negeri Qatar juga telah mengecam keras serangan Israel pada 9 September 2025 yang menargetkan kompleks tempat tinggal anggota biro politik Hamas di Doha.

"Serangan kriminal ini merupakan pelanggaran terhadap semua hukum internasional dan ancaman serius terhadap keselamatan serta keamanan warga Qatar dan para penduduknya," demikian pernyataan resmi dari otoritas Qatar.

KTT Arab-Islam di Doha Disebut Sebagai Momen Bersejarah

Sebagai tanggapan atas situasi tersebut, Qatar menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) darurat Arab-Islam pada Senin, 15 September 2025, di Doha, dengan pertemuan para menteri luar negeri sebagai tahap persiapan pada hari sebelumnya.

Al-Rashq menegaskan bahwa KTT ini merupakan kesempatan bersejarah untuk menghentikan pendudukan Israel dan mengisolasi rezimnya dari kawasan.

Ia menyerukan agar KTT menghasilkan keputusan tegas negara-negara Arab dan Islam untuk menghentikan agresi brutal di Gaza, mencabut blokade, serta melindungi kedaulatan dan keamanan nasional negara-negara Arab.

Sebelumnya, pada saat serangan Israel terjadi di Doha, tim negosiator Hamas yang dipimpin oleh Khalil al-Hayya tengah membahas proposal gencatan senjata Gaza yang diajukan oleh Amerika Serikat.

Serangan tersebut kini menjadi salah satu sorotan utama dalam diskusi diplomatik dunia Arab.

Penulis :
Ahmad Yusuf