
Pantau - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa ia tidak ingin menakut-nakuti atau mengurangi insentif investasi asing ke Amerika Serikat, di tengah sorotan terhadap kebijakan imigrasi pasca-penggerebekan pabrik Hyundai di Georgia.
Pernyataan ini disampaikan Trump melalui platform media sosial Truth Social pada Minggu, 14 September 2025, sebagai respons atas kekhawatiran yang muncul terkait kredibilitas AS sebagai tujuan investasi langsung asing.
"Saya tidak ingin menakut-nakuti atau mengurangi insentif investasi ke Amerika oleh negara atau perusahaan asing", tulisnya.
Ingin Pekerja Asing Latih Pekerja AS, Termasuk dari Industri Teknologi Tinggi
Trump menegaskan bahwa Amerika Serikat menyambut kedatangan perusahaan asing, terutama yang memproduksi semikonduktor, kapal, dan produk-produk kompleks lainnya, untuk berinvestasi dan membawa pekerja terampil mereka.
"Kami menyambut mereka, kami menyambut karyawan mereka, dan kami bersedia dengan bangga mengatakan bahwa kami akan belajar dari mereka, dan bahkan akan lebih baik dari mereka dalam 'permainan' mereka sendiri, suatu saat nanti!", ia menambahkan.
Trump menyatakan bahwa mendatangkan pekerja ahli untuk melatih tenaga kerja lokal adalah hal penting, meskipun ia belum merinci kebijakan visa seperti apa yang akan digunakan.
"Saya ingin mereka mendatangkan orang-orang ahli mereka untuk jangka waktu tertentu guna mengajar dan melatih rakyat kami cara membuat produk yang sangat unik dan kompleks ini, seiring mereka meninggalkan negara kami dan kembali ke tanah air mereka", ungkapnya.
Menurutnya, tanpa pendekatan semacam itu, investasi asing tidak akan masuk dan pekerja AS akan kesulitan memproduksi barang-barang berteknologi tinggi.
"Atau dalam banyak kasus, pelajari kembali, karena dulu kami hebat dalam hal itu, tetapi sekarang tidak lagi", tambahnya.
Penggerebekan Pekerja Hyundai Picu Kekhawatiran Investor Korea Selatan
Pernyataan ini muncul setelah insiden penggerebekan imigrasi oleh otoritas AS pada 4 September 2025 yang menahan lebih dari 300 pekerja di pabrik baterai Hyundai di Georgia, termasuk satu warga negara Indonesia (WNI).
Langkah tersebut menimbulkan reaksi dari Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung, yang menyatakan kekhawatirannya terhadap dampak penggerebekan itu terhadap iklim investasi.
"Dalam situasi saat ini, saya pikir mungkin perusahaan-perusahaan Korea, yang melakukan investasi langsung di AS, mau tidak mau merasa ragu (tentang investasi mereka)", ungkap Lee.
Kekhawatiran ini dinilai wajar mengingat Korea Selatan sebelumnya telah menyatakan komitmen besar untuk berinvestasi di AS.
Pada Juli 2025, Korea Selatan mengumumkan rencana investasi senilai 350 miliar dolar AS, termasuk untuk proyek Make American Shipbuilding Great Again guna mendukung kebangkitan industri galangan kapal Amerika Serikat.
- Penulis :
- Aditya Yohan