Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

China dan Indonesia Perkuat Kemitraan Maritim, Banda Aceh Didorong Jadi Kota Kembar dengan Qingdao

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

China dan Indonesia Perkuat Kemitraan Maritim, Banda Aceh Didorong Jadi Kota Kembar dengan Qingdao
Foto: (Sumber: "China memiliki teknologi maju dalam penangkapan ikan, logistik rantai dingin, dan pengolahan mendalam. Kami berharap dapat bekerja sama dengan mitra dari China di bidang-bidang itu," kata Jalaluddin.)

Pantau - China dan Indonesia sepakat memperluas kerja sama maritim di bawah payung Belt and Road Initiative (BRI) dan berbagai strategi pembangunan nasional Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi biru kedua negara.

Kemitraan ini tidak hanya terbatas pada perdagangan perikanan tradisional, tetapi juga mencakup sektor infrastruktur, penelitian ilmiah, serta investasi industri perikanan dan kelautan.

Kesepakatan ini ditegaskan dalam Forum Pembangunan Kelautan Global 2025 yang digelar di Qingdao, China, pada 7–9 September lalu.

Banda Aceh Dorong Kolaborasi Maritim Langsung dengan Kota Qingdao

Perwakilan Wali Kota Banda Aceh, Jalaluddin Umar, dalam forum tersebut menyoroti pentingnya kerja sama maritim antarkota, dan menyampaikan harapan agar Banda Aceh bisa menjadi kota kembar dengan Qingdao.

"Qingdao telah menjalin hubungan persahabatan dengan lebih dari 90 kota di seluruh dunia. Banda Aceh, ibu kota Provinsi Aceh, berharap dapat menjadi kota kembar dan mengeksplorasi potensi kerja sama yang luas di sektor kelautan," ungkapnya.

Menurut Jalaluddin, perikanan adalah industri tradisional yang telah lama menjadi tumpuan ekonomi Banda Aceh, terutama dengan kekayaan laut seperti tuna dan lokasi strategisnya di dekat Samudra Hindia dan Selat Malaka.

Namun, ia juga mengungkapkan bahwa sektor ini masih menghadapi berbagai kendala seperti fasilitas pelabuhan yang terbatas, penyimpanan dingin yang belum memadai, serta masih mengandalkan metode penangkapan ikan tradisional.

"China memiliki teknologi maju dalam penangkapan ikan, logistik rantai dingin, dan pengolahan mendalam. Kami berharap dapat bekerja sama dengan mitra dari China di bidang-bidang itu," ia mengungkapkan.

Banda Aceh kini secara aktif menyambut investasi dari China, khususnya di bidang pelabuhan, akuakultur, dan pengolahan hasil laut.

Investasi Industri Perikanan Terus Tumbuh Sejak 2023

Sejak Januari 2023, China menyetujui pendirian Kawasan Demonstrasi Pengembangan Inovasi Ekonomi dan Perdagangan China-Indonesia sebagai bagian dari inisiatif “Dua Negara, Taman Kembar” (Two Countries, Twin Parks).

Zona Investasi Yuanhong di Fuzhou, Provinsi Fujian, menjadi pusat kegiatan utama dan berhasil menarik minat investor domestik maupun internasional karena keunggulan letak geografis dan infrastrukturnya.

Yuanhong kini dikenal sebagai pusat kerja sama perikanan, dengan terbentuknya klaster perusahaan makanan laut terkemuka di kawasan tersebut.

Empat perusahaan China telah menanamkan investasi dalam proyek-proyek perikanan di Indonesia dengan nilai total lebih dari 6,3 miliar yuan.

Investasi itu meliputi pengembangan basis pembiakan udang, fasilitas pengolahan makanan laut, dan pusat perikanan Indonesia.

Kolaborasi China-ASEAN Diperluas lewat RCEP

Kerja sama maritim antara China dan Indonesia juga diperluas dalam kerangka ASEAN, terutama melalui Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP).

Sekretaris Jenderal Pusat ASEAN-China, Shi Zhongjun, menyatakan bahwa kerja sama maritim kawasan sangat prospektif.

"China menghadirkan teknologi dan pasar yang luas, sementara ASEAN menawarkan kekayaan sumber daya laut. Prospek kerja samanya sangat luas," ujarnya.

Kolaborasi ini dinilai akan mendorong pertumbuhan ekonomi biru global yang lebih berkelanjutan dan berbasis inovasi.

Penulis :
Ahmad Yusuf