
Pantau - Presiden Ekuador Daniel Noboa mengumumkan keadaan darurat selama 60 hari di tujuh provinsi pada Selasa, 16 September 2025, setelah pecahnya kerusuhan akibat aksi mogok kerja serikat pekerja transportasi.
Aksi Mogok Transportasi Picu Kerusuhan
Keputusan ini diambil menyusul "kerusuhan internal yang serius" yang dipicu oleh aksi mogok nasional para pekerja transportasi.
Aksi mogok tersebut terjadi sebagai bentuk protes atas kenaikan harga solar yang dinilai membebani para pengemudi dan pelaku usaha transportasi.
Dekret keadaan darurat memberi wewenang kepada Angkatan Bersenjata dan Kepolisian Nasional Ekuador untuk mengambil langkah yang diperlukan dalam merespons situasi tersebut.
"Langkah ini bertujuan menjaga ketertiban, mencegah kekerasan, melindungi warga, memastikan pergerakan bebas, serta mendukung kelangsungan aktivitas ekonomi," ungkap Noboa dalam keterangannya.
Situasi di Lapangan
Foto yang diambil pada Selasa (16/9) memperlihatkan harga bahan bakar yang terpampang di layar sebuah pom bensin di Quito, Ekuador.
Dalam foto lainnya, seorang pria tampak berjalan melewati penghalang yang terbakar, yang sebelumnya dinyalakan para demonstran di ibu kota.
Pemerintah menyatakan, langkah darurat ini akan dievaluasi sesuai perkembangan situasi di lapangan dan dapat diperpanjang jika kondisi belum membaik.
- Penulis :
- Leon Weldrick
- Editor :
- Tria Dianti