
Pantau - Pasukan militer Israel melancarkan serangan darat ke Kota Gaza dengan mengerahkan sejumlah tank yang telah memasuki wilayah kota, menyusul serangan udara besar-besaran pada Senin malam, 15 September 2025.
Menurut laporan media Palestina, serangan udara tersebut dilakukan oleh Angkatan Udara Israel dan langsung disusul oleh manuver darat dengan masuknya tank-tank Israel ke Kota Gaza.
Media Axios, yang mengutip sumber anonim dari pejabat Israel, menyebutkan bahwa tujuan operasi ini adalah menduduki sepenuhnya Kota Gaza.
Peringatan dari Pejabat Intelijen Israel
Kepala Staf Umum Tentara Israel (IDF) Eyal Zamir, bersama Kepala Mossad, Shin Bet, dan intelijen militer dilaporkan telah memberikan saran kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menahan diri dari operasi darat skala besar di Kota Gaza.
Para pejabat tersebut memperingatkan bahwa operasi ini:
- Dapat membahayakan nyawa para sandera Israel yang masih ditahan di Gaza
- Berisiko menimbulkan kerugian besar di pihak militer Israel (IDF)
- Berpotensi memaksa Israel menerapkan kekuasaan militer penuh di wilayah kota
Selain itu, mereka menyatakan bahwa tujuan utama operasi—yakni melenyapkan Hamas—mungkin tidak akan tercapai sepenuhnya, meskipun agresi militer diperluas.
Sebelumnya, Netanyahu telah menyerukan kepada penduduk Kota Gaza untuk meninggalkan wilayah mereka, seraya mengumumkan peluncuran operasi darat militer yang dahsyat.
Latar Belakang Eskalasi: Dari 7 Oktober hingga Blokade Total
Ketegangan meningkat sejak 7 Oktober 2023, saat Israel menjadi sasaran serangan roket dari Jalur Gaza, diikuti oleh aksi militan Hamas yang menembus perbatasan, menembaki militer dan warga sipil, serta menyandera lebih dari 200 orang.
Pihak berwenang Israel melaporkan bahwa sekitar 1.200 orang tewas akibat serangan Hamas tersebut.
Sebagai respons, Israel melancarkan Operasi Pedang Besi, yang telah menyebabkan banyak korban jiwa di pihak warga sipil Palestina.
Israel juga memberlakukan blokade total terhadap Jalur Gaza, memutus pasokan air, listrik, bahan bakar, makanan, dan obat-obatan ke wilayah tersebut.
Pemerintah Palestina di Gaza melaporkan bahwa sejak 7 Oktober 2023, jumlah korban tewas akibat serangan Israel telah melampaui 64.000 orang, yang sebagian besar merupakan warga sipil.
- Penulis :
- Aditya Yohan