
Pantau.com - Sekitar 90.000 orang telah terlantar dalam dua bulan terakhir akibat kekerasan perang di Suriah. Juru Bicara PBB mengatakan dalam siaran pers pada hari Kamis 28 Maret 2019 waktu setempat.
"Melonjaknya kekerasan baru-baru ini di garis depan Hama utara, Idleb selatan dan barat Aleppo telah mengungsi hampir 90.000 orang pada Februari dan Maret", kata rilis itu, yang dilansir dari Sputnik, Jumat (29/3/2019).
"Kehidupan sipil di Idlib dan Hama utara telah dan terus dipengaruhi secara signifikan karena situasi keamanan yang memburuk."
Baca juga: Pengungsi Suriah Mulai Tinggalkan Kamp Pengungsian di Jordania
Satu wanita tewas dan sejumlah warga sipil terluka setelah serangan artileri di kota Tahtaya di provinsi Idlib pada hari Rabu, menurut PBB.
Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Nikolay Mladenov, di layar, berbicara kepada Dewan Keamanan, dari Yerusalem, di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa, Jumat, 8 Desember 2017.
Baca juga: AS-Turki Tegaskan Tak Ada Teroris Kurdi di Zona Aman Perbatasan Suriah
Rilis itu mengatakan PBB mengulangi seruannya pada semua pihak di Suriah untuk menghentikan kekerasan dan mematuhi kewajiban menurut hukum internasional untuk melindungi warga sipil di zona konflik.
Pada bulan September 2018, penjamin gencatan senjata Rusia dan Turki sepakat untuk membentuk zona demiliterisasi sedalam 9-12 mil di Idlib, yang akan dibersihkan dari senjata berat dan militan.
Namun, meskipun ada kemajuan dalam penarikan senjata dan pejuang dari daerah itu, militan yang tersisa secara teratur melakukan pelanggaran gencatan senjata dengan menembaki provinsi terdekat. Zona de-eskalasi Idlib.
rn- Penulis :
- Widji Ananta