
Pantau - Investigator Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menemukan bahwa Ukraina dan Rusia telah melakukan kejahatan perang berupa penyiksaan para tahanan perang semenjak sembilan bulan konflik.
Para petinggi PBB memberikan laporan yang menyebutkan bahwa telah terjadi penyiksaan kepada para tahanan perang dari kedua negara. Mereka dipukuli, disengat listrik dan ancaman.
"Sebagian besar dari mereka yang kami wawancarai mengatakan kepada bahwa selama penahanan mereka disiksa dan diperlakukan dengan buruk," ujar Matilda Bogner, ketua dari misi monitoring hak asasi dari PBB.
Jika ditotalkan, PBB telah mewawancarai para tahanan perang Rusia sebanyak 159 dan dari Ukraina 175 orang, dilansir UPI, Rabu (15/11/2022).
Baca juga: Sah! NATO Mengonfirmasi Rudal yang Hantam Polandia Milik Pasukan Ukraina, bukan Punya Rusia
Pihak Ukraina membolehkan wawancara dilakukan kepada tahanan perang mereka. Sedangkan Rusia tidak memberikan akses sama sekali yang memaksa penyelidik untuk mengumpulkan infomasi setelah para tawanan perang dibebaskan.
Setidaknya 80 persen dari para tahanan Ukraina menyebutkan bahwa mereka diperlakukan secara tidak layak. Bahkan hanya diberikan makanan yang tidak layak konsumsi seperti spageti dengan batu di dalamnya serta bahan busuk.
Selain itu, Matilda juga menemukan tindakan tidak lazim kepada para tahanan Rusia yang disiksa oleh militer Ukraina, seperti dipukuli, tusukan dan sengatan listrik.
Baca juga: Berusia Setengah Abad, Kecantikan Istri Presiden Korsel di KTT G20 Jadi Sorotan
Sementara itu, Rusia membantah melakukan penganiayaan terhadap tawanan perang, Ukraina telah berjanji untuk menyelidiki pelanggaran dan mengambil tindakan hukum.
[Laporan Kaorie Zeto Hapki]
Para petinggi PBB memberikan laporan yang menyebutkan bahwa telah terjadi penyiksaan kepada para tahanan perang dari kedua negara. Mereka dipukuli, disengat listrik dan ancaman.
"Sebagian besar dari mereka yang kami wawancarai mengatakan kepada bahwa selama penahanan mereka disiksa dan diperlakukan dengan buruk," ujar Matilda Bogner, ketua dari misi monitoring hak asasi dari PBB.
Jika ditotalkan, PBB telah mewawancarai para tahanan perang Rusia sebanyak 159 dan dari Ukraina 175 orang, dilansir UPI, Rabu (15/11/2022).
Baca juga: Sah! NATO Mengonfirmasi Rudal yang Hantam Polandia Milik Pasukan Ukraina, bukan Punya Rusia
Pihak Ukraina membolehkan wawancara dilakukan kepada tahanan perang mereka. Sedangkan Rusia tidak memberikan akses sama sekali yang memaksa penyelidik untuk mengumpulkan infomasi setelah para tawanan perang dibebaskan.
Setidaknya 80 persen dari para tahanan Ukraina menyebutkan bahwa mereka diperlakukan secara tidak layak. Bahkan hanya diberikan makanan yang tidak layak konsumsi seperti spageti dengan batu di dalamnya serta bahan busuk.
Selain itu, Matilda juga menemukan tindakan tidak lazim kepada para tahanan Rusia yang disiksa oleh militer Ukraina, seperti dipukuli, tusukan dan sengatan listrik.
Baca juga: Berusia Setengah Abad, Kecantikan Istri Presiden Korsel di KTT G20 Jadi Sorotan
Sementara itu, Rusia membantah melakukan penganiayaan terhadap tawanan perang, Ukraina telah berjanji untuk menyelidiki pelanggaran dan mengambil tindakan hukum.
[Laporan Kaorie Zeto Hapki]
- Penulis :
- Aries Setiawan