
Pantau.com - Pentagon, dalam sebuah laporan yang dirilis pada Kamis, 2 Mei 2019, mengatakan bahwa China telah meningkatkan kegiatan di wilayah Samudra Arktik dengan pertahanan militer yang diperkuat, termasuk dengan pengerangan kapal selam untuk pencegah serangan nuklir.
Pernyataan itu juga masuk dalam laporan tahunan militer AS untuk Kongres Angkatan Bersenjata China dan mengikuti publikasi resmi Beijing terkait kebijakan di Arktik pada Juni lalu.
Dalam laporan tersebut, China menguraikan rencana untuk mengembangkan jalur pelayaran dalam misi pembentukan Polar Silk Road yakni skema Belt and Road Intiative yang diusung Presiden Xi Jinping, menyusul dengan pemanasan global, seperti dilansir Reuters, Jumat (3/5/2019).
China, meski tidak termasuk dalam negara Arktik, semakin aktif melakukan kegiatan wilayah kutub dan menjadi anggota Pengamat Dewan Arktik pada 2013, yang juga telah mendorong keprihatinan dari negara-negara Arktik atas tujuan strategis jangka panjang Beijing, termasuk kemungkinan penyebaran pasukan militer di wilayah itu.
Baca juga: Skema Belt and Road Buatan China, AS Masih Ogah Bergabung
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo akan menghadiri pertemuan Dewan Arktik delapan bangsa di Rovaniemi, Finlania, pada Senin, 6 Mei, yang datang di tengah kekhawatiran atas meningkatnya kepentingan komersial China di Arktik.
Laporan Pentagon mencatat, Denmark telah menyatakan keprihatinan tentang kepentingan China di Greenland, termasuk proposal untuk mendirikan sebuah stasiun penelitian dan satelit darat, merenovasi bandara, serta memperluas wilayah pertambangan.
"Penelitian sipil dapat mendukung kehadiran angkatan militer China di Samudera Arktik, yang dapat mencakup penyebaran kapal selam di wilayah itu sebagai penghalang terhadap serangan nuklir," demikian laporan Pentagon.
Selain itu, laporan Pentagon juga mencatat, militer China telah merenovasi armada kapal selam prioritas tinggi. Angkatan Laut China juga disebut telah mengoperasikan empat kapal selam rudal balistik bertenaga nuklir, enam kapal selam serang nuklir, dan 50 kapal selam serangan yang diadakan secara konvensional, menurut laporan Pentagon.
Baca juga: AS Kembali Kirim 2 Kapal Perang ke Selat Taiwan, China Meradang
"Kecepatan pertumbuhan angkatan laut telah melambat dan (itu) kemungkinan akan tumbuh menjadi 65 hingga 70 kapal selam di tahun 2020," prediksi Pentagon.
China juga diketahui telah membangun enam kapal selam kelas Jin, dengan empat operasional dan dua kapal di bawah konstruksi di galangan kapal Huludao.
Dalam laporan bulan Januari, Badan Intilijen Pertahanan Pentagon mengatakan, Angkatan Laut China akan membutuhkan minimal lima kapal selam kelas Jin untuk pencegahannuklir terus-menerus di laut.
Amerika Serikat dan para sekutu, pada gilirannya, akan memperluas penyebaran Angkatan Laut anti-kapal selam mereka di Asia Timur. Hal itu juga termasuk peningkatan patroli pesawat sub-hunting Poseidon P-8 dari Singapura dan Jepang.
rn- Penulis :
- Noor Pratiwi