
Pantau.com - Jerman, Belanda, dan Belgia, serta wilayah Eropa lainnya telah mencatat rekor baru dengan suhu tertinggi akibat gelombang panas dalam dua hari.
Suhu ekstrem yang disebabkan gelombang panas telah membuat bulan Juni sebagai bulan terpanas di Eropa. Para ilmuan mengatakan, krisis iklim membuat gelombang panas lima kali lebih tinggi dan secara signifikan lebih intens, dilansir The Guardian, Jumat (26/7/2019).
Di Belanda, suhu tercatat mencapai 39.3C di Eindhoven dan berlangsung selama 24 jam. Sementara itu, di pangkalan udara di Gizle-Rijen suhu mencapai 40.4C, menurut Royal Netherlands Meteorological Institute (KNMI).
Setelah merekam catatan terbaru dengan suhu tinggi 40.2C di Angleur, Belgia Royal Meteorologi Institute (KMI-RMI) mengatakan suhu di Kleine Brogel dekat perbatasan Belanda naik 40.6C pada Kamis, 25 Juli. Suhu tinggi di kedua negara itu terakhir tercatat di tahun 1940-an.
"Ini adalah catatan suhu tertinggi untuk Belgia dalam sejarah, sejak awal pengukuran di 1833," kata KMI-RMI Alex Dewalque.
Baca juga: Melihat Kembali Musim Panas Ekstrem di Australia yang Fenomenal
Inggris juga menetapkan rekor suhu baru pada bulan Juli. Layanan Cuaca Nasional Jerman DWD mengatakan, suhu ekstrem 41.5C di barat laut Kota Lingen pada Kamis, telah memecahkan rekor terbaru di negara itu.
Di sisi lain, Météo-France mengatakan suhu di Stasiun Paris-Montsouris di ibukota Perancis telah mengalahkan suhu tinggi sebelumnya, dari 40.4C pada 1947, dan saat ini mencapai 42.6C.
"Dan itu bisa naik bahkan lebih tinggi lagi. Gelombang panas adalah salah satu intensitas yang cukup luar biasa," karta David Salas y Mélia.
DWD mengatakan, massa udara menggantung seperti lonceng di wilayah yang membentang dari Mediterania ke Skandinavia, di antara zona dengan tekanan rendah di Rusia barat dan Atlantik Timur yang bersinggungan.
Pihak berwenang di benua Eropa telah membagi-bagikan air gratis untuk tunawisma, yang ditempatkan di rumah sakit dan lembaga perawatan waspada tinggi, serta membuka bangunan di kota-kota bagi siapapun yang mencari tempat berteduh. Akibat gelombang panas ini, sejumlah kereta di beberapa negara mengalami kerusakan.
Operatol kereta SNCF Perancis dan Metro di Paris menyarankan wisatawan untuk menunda perjalanan mereka jika memungkinkan.
Baca juga: 29 Orang Tewas Akibat Gelombang Panas di Bihar India
"Saya meminta semua orang yang memungkinkan untuk menunda perjalanan mereka. Saat ini panas bisa memicu masalah kesehatan untuk tubuh kita," kata Menteri Lingkungan Perancis, Élisabeth Borne.
Pemerintah telah dihantui dengan gelombang panas sejak 2003, yang menyebabkan kematian hingga 15.000 jiwa, terutama orang tua. Pihak berwenang saat itu mendapat kritik keras karena dinilai kurang cepat dalam memobilisasi warga.
Puncak terbaru gelombang panas diperkirakan terjadi pada Kamis dengan cuaca dingin dan hujan di hari Jumat. 20 departemen di Perancis Utara, 13 di kota-kota italia, dan seluruh Belgia tetap waspada merah.
Sementara itu, Republik Ceko, Slovakia, Austria, Andorra, Luksemburg, Polandia, dan Jerman telah mencatat rekor baru selama gelombang panas di Eropa pada bulan Juni, dengan Perancis mencatat suhu tertinggi mencapai 45.9C di komune selatan Gallargues-Le-Montuex.
Dalam sebuah studi yang diterbitkan oleh Swiss Federal Institute of Technology di Zurich menyebutkan gelombang panas pada 2018 di Eropa Utara 'secara statistik mustahil' tanpa perubahan iklim yang didorong oleh aktivitas manusia.
- Penulis :
- Noor Pratiwi