
Pantau.com - Melonjaknya angka kematian menjadi 132 orang dan infeksi kasus virus korona baru, ratusan warga asing telah dievakuasi dari kota Wuhan, China, yang menjadi rumah bagi epidemi tersebut.
Australia berencana untuk mengkarantina warganya yang kembali dari China ke Pulau Christmas, yang berjarak sekitar 2.000 km dari daratan.
"Pengungsi Australia akan ditahan di Pulau Christmas selama dua minggu sebagai bagian dari proses karantina," demikian kata Perdana Menteri Australia Scott Morrison dikutip BBC, Rabu (29/1/2020).
Baca juga: WHO Sarankan Warga Asing di China Tak Perlu Dievakuasi
Pengumuman Morrison itu memicu kontroversi karena pulau tersebut terkenal sebagai pusat penahanan imigrasi. Di pulau itu saat ini, hanya ada satu keluarga yang terdiri dari empat orang Sri Lanka. Fasilitas di pulau itu juga dibangun untuk menampung lebih dari 1.000 orang.
Selain Australia, Jepang, AS, dan negara di Eropa juga akan memulangkan warganya. Sekitar 200 warga Jepang telah diterbangkan dari Wuhan dan telah mendarat di bandara Haneda Tokyo. Masih ada sekitar 650 orang lainnya yang ingin dipulangkan, namun pemerintah Jepang mengatakan penerbangan baru sedang direncanakan.
Menurut media Jepang, penumpang yang datang akan diperiksa kesehatannya pada saat kedatangan tetapi tidak ada rencana untuk mengkarantina mereka. Namun, mereka akan diminta untuk tinggal di rumah selama dua minggu untuk memantau gejala.
Baca juga: Filipina Hentikan Pemberian 'Visa on Arrival' bagi Warga China
Secara terpisah, dua pesawat untuk menerbangkan pulang warga Uni Eropa dijadwalkan dengan 250 warga negara Prancis berangkat pada penerbangan pertama. Korea Selatan mengatakan sekitar 700 warganya akan pergi dengan empat penerbangan minggu ini.
Sementara itu, Hong Kong mengumumkan rencana untuk memangkas perjalanan lintas batas antara kota dan daratan China.
- Penulis :
- Kontributor NPW