
Pantau.com - Di tengah pandemi Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19 yang menyebar di seluruh dunia. Kini kasus epidemi Ebola baru diumumkan kembali oleh Republik Demokratik Kongo pada Senin (1/6) di kota barat Mbandaka.
Dikutip Reuters, Selasa (2/6/2020), Menteri Kesehatan Etebi Longondo mengatakan, empat orang yang meninggal dunia di Mbandaka dikonfirmasi sebagai kasus positif setelah hasil uji laboratorium biomedis nasional di ibu kota Kinshasa keluar.
"Kami memiliki epidemi ebola baru di Mbandaka," kata Longondo kepada wartawan. "Kami akan dengan cepat segera mengirim mereka vaksin dan obat-obatan."
Baca juga: 5 Fakta Mematikannya Virus Ebola yang Wajib Diketahui
Ibu kota Provinsi Equateur, Mbandaka, merupakan pusat transportasi di tepi Sungai Kongo dengan populasi lebih dari satu juta. Equateur sebelumnya dilanda wabah Ebola antara Mei dan Juli 2018, berakibat 33 orang meninggal dan 21 lainnya dinyatakan sembuh.
"Ini adalah provinsi yang sudah berpengalaman akan penyakit ini. Mereka tahu bagaimana merespons. Mereka memulai respon di tingkat lokal kemarin (Minggu)," kata Longondo, dikutip dari AFP.
Wabah Ebola baru itu kemudian dikonfirmasi oleh Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). "Wabah ini adalah pengingat bahwa COVID-19 bukan satu-satunya ancaman kesehatan yang dihadapi masayarakat," ujarnya dalam cuitan Twitter.
Baca juga: WHO Umumkan Keadaan Darurat Kesehatan Global Terkait Wabah Ebola
Wabah Ebola baru ini menjadi yang ke 11 di Kongo sejak para ilmuan pertama kali mendeteksinya pada tahun 1976. Epidemi Ebola di timur Kongo telah menewaskan 2.280 orang sejak muncul di timur Provinsi Kivu Utara pada Agustus 2018, yang kemudian menyebar ke provinsi tetangga, Ituri.
WHO menyatakan wabah itu sebagai darurat kesehatan publik yang menjadi perhatian internasional pada Juli 2019, setelah virus itu mengancam akan menyebar ke kota besar Goma dan negara-negara tetangga.
Di sisi lain, Kongo juga tengah memerangi wabah virus korona baru, yang sejauh ini tercatat 3.195 infeksi --2.896 di ibukota, Kinshasa, dan 72 kematian.
- Penulis :
- Noor Pratiwi