Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Trump Soal Ledakan di Beirut: Bukan Kecelakaan, Itu Seperti Serangan Bom

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Trump Soal Ledakan di Beirut: Bukan Kecelakaan, Itu Seperti Serangan Bom

Pantau.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut ledakan dahsyat yang mengguncang Ibu Kota Beirut tampak seperti sebuah serangan bom, bukan suatu insiden kecelakaan.

"Saya bertemu dengan beberapa jenderal besar kita, dan mereka sepertinya merasa begitu. Ini bukan semacam jenis ledakan manufaktur," kata Trump, ketika ditanya oleh wartawan mengenai ledakan di Lebanon.

"Mereka akan lebih paham daripada saya, tetapi mereka tampaknya berpikir itu adalah serangan, itu semacam bom," ia melanjutkan, dikuyip Reuters, Rabu (5/8/2020).

Baca juga: Ledakan di Beirut Setara dengan Gempa 3,5 Magnitudo, 78 Orang Tewas

Pihak berwenang Lebanon mengatakan, kebakaran di sebuah gudang yang berisi bahan peledak di Pelabuhan Beirut menyebabkan ledakan besar, yang meratakan bangunan tiga lantai dan terdengar di seluruh kota dan pinggirannya.

Trump menyampaikan simpati terdalam AS kepada rakyat Lebanon, yang berdasarkan laporan menyatakan banyak orang terbunuh dan masih hilang tertimbun bangunan akibat peristiwa itu.

"Doa kami ditujukan kepada semua korban dan keluarga mereka. Amerika Serikat siap membantu Lebanon. Kami akan berada di sana untuk membantu," ujar Trump.

Menteri Kesehatan Lebanon Hamad Hasan mengatakan pada Rabu pagi (5/8/2020), bahwa jumlah kematian telah meningkat menjadi 78 dan lebih dari 4.000 orang telah terluka. Banyak korban masih terjebak di bawah puing bangunan.

Gubernur Beirut Marwan Abboud menangis ketika berbicara kepada wartawan di lokasi ledakan. Ia membandingkan ledakan itu dengan pemboman nuklir yang mengerikan di kota-kota Jepang, Hiroshima dan Nagasaki pada 1945.

Baca juga: Video Detik-detik Terjadinya Ledakan di Beirut, Puluhan Orang Tewas

Ledakan itu terjadi pada saat yang sensitif, hanya beberapa hari sebelum Pengadilan Khusus PBB untuk Lebanon dijadwalkan mengumumkan putusannya dalam kasus pembunuhan mantan Perdana Menteri Lebanon Rafik Hariri, yang tewas dalam ledakan besar di Beirut pada 2005.

Negara ini juga bergulat dengan krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade, dan, seperti banyak dunia, sedang menghadapi pandemi virus korona.

Sumber yang dekat dengan Hizbullah membantah tuduhan bahwa ledakan besar-besaran di Beirut adalah serangan oleh Israel terhadap gudang senjata mereka. Para pejabat Israel, yang berbicara kepada media lokal dengan syarat anonim, juga membantah keterlibatan Israel dalam tragedi itu, mengatakan ledakan itu bisa saja kecelakaan.

Penulis :
Noor Pratiwi