
Pantau.com - Senin (25/4) lalu, dilaporkan bahwa Elon Musk telah resmi membeli salah satu platform media sosial terbesar di dunia, Twitter.
Perusahaan awalnya menolak tawaran US$44 (Rp634 triliun) Musk, tetapi kini telah menemui kesepakatan dan meminta para pemegang saham untuk untuk menyetujui kesepakatan itu.
Banyak spekulasi tentang perubahan-perubahan apa yang akan dibuat Musk setelah menjadi orang nomor satu Twitter. Salah satu yang paling sering dibahas, bahkan oleh Musk, adalah mengembalikan kebebasan berbicara para pengguna.
Sebelumnya Elon Musk pernah menjelaskan alasannya ingin membeli Twitter saat penjadi pembicara di 'TED 2022: A New Era', yang diadakan di Vancouver, British Columbia. Dalam kesempatan itu, ia menyinggung tentang kebebasan berbicara di Twitter.
"Kebebasan berbicara adalah landasan dari demokrasi yang berfungsi, dan Twitter adalah alun-alun kota digital di mana hal-hal penting bagi masa depan umat manusia diperdebatkan," kata Musk.
Musk juga pernah mengunggah cuitan di Twitter pada 25 April lalu. yang berbunyi "saya harap bahkan kritik terburukku tetap ada di Twitter, karena itu adalah arti dari kebebasan berbicara".
Namun, hingga kini belum diketahui langkah apa saja yang akan diambil Musk untuk mengembalikan kebebasan berbicara pengguna di Twitter.
Tak hanya itu, tampaknya Musk ingin mengalahkan bot spam di Twitter.
Di kesempatan yang sama, saat ia menjadi TED 2022, ia mengatakan "Saya juga ingin membuat Twitter lebih baik dari sebelumnya dengan meningkatkan produk dengan fitur baru, membuat algoritme open source untuk meningkatkan kepercayaan, mengalahkan bot spam, dan mengautentikasi semua manusia," tambahnya.
Pada 22 April lalu, Musk sempat mengunggah cuitan yang berbunyi "Jika penawaran Twitter kami sukses, kami akan mengalahkan bot spam atau mati!"
Cuitan tersebut memperkuat spekulasi bahwa Musk jelas akan menghilangkan bot spam di Twitter.
Selain itu, Musk juga berpotensi menghilangkan iklan pada Twitter, meskipun dilaporkan pada Q24 2021, iklan menjadi sumber keuntungan terbesar Twitter.
Untuk mengatasi hal itu, Musk sepertinya akan membuat langganan pengguna Twitter premium, Twitter Blue, menjadi berbayar.
Musk juga menyatakan bahwa platform microblogging harus tidak memihak secara politik untuk mendapatkan kepercayaan publik. Melalui Twitternya, CEO Tesla mengatakan, “Agar Twitter layak mendapatkan kepercayaan publik, itu harus netral secara politik, yang secara efektif berarti mengecewakan sayap kanan dan kiri secara setara”.
- Penulis :
- St Fatiha Sakinah Ramadhani