
Pantau - Universitas Brawijaya mengukuhkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar sebagai profesor kehormatan. Siti mendapat gelar profesor dalam bidang ilmu manajemen sumber daya alam.
Dalam orasi ilmiahnya, Siti menyampaikan kebaharuan (novelty) tentang Indonesia’s Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030, dengan memberikan target pembangunan yang sangat fokus.
"Untuk pertama kalinya dalam sejarah pembangunan sektor kehutanan, seluruh program kegiatan memiliki indikator dan satuan volume ukur yang sama, yaitu CO2e," kata Siti seperti dilansir dari Antara, Sabtu (25/6/2022).
Ia menjelaskan, target kinerja sebelumnya menggunakan berbagai satuan, seperti hektare, meter persegi, ton, dan rupiah. Namun kini satuan yang digunakan sama.
Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 juga mendorong kinerja sektor kehutanan menuju target pembangunan yang sama, yaitu tercapainya tingkat emisi GRK sebesar -140 juta ton CO2e pada tahun 2030.
"Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 dilaksanakan melalui pendekatan terstruktur dan sistematis, dikembangkan dengan pendalaman hubungan kausalitas antar kebijakan menghadapi tantangan global pengendalian perubahan iklim," katanya.
Sehingga, lanjutnya, Indonesia dapat memberikan contoh kejujuran bahwa komitmen bukan hanya sekedar janji yang digaungkan semata, akan tetapi betul-betul bekerja dalam komitmen yang sudah dilaksanakan.
Ia menambahkan, ada tiga pijakan dasar utama yang menjadi modalitas kerja Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 yaitu Sustainable Forest Management, Environmental Governance, dan Carbon Governance.
Semua langkah aksi telah dirancang secara rinci dan terintegrasi, agar dapat memberikan manfaat ganda berupa pengurangan terukur laju emisi, perbaikan dan peningkatan tutupan kanopi hutan dan lahan.
Kemudian, perbaikan berbagai fungsi utama hutan seperti tata air, iklim mikro, ekosistem, konservasi keanekaragaman hayati; sekaligus sebagai sumbangan bagi kesejahteraan, kesetaraan dan kesehatan masyarakat serta tegaknya hukum.
"Implementasi Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 merupakan wujud nyata komitmen sektor kehutanan Indonesia, tidak hanya dalam skala nasional, namun juga kontribusi kepada dunia, kepada masyarakat global," katanya.
Dalam orasi ilmiahnya, Siti menyampaikan kebaharuan (novelty) tentang Indonesia’s Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030, dengan memberikan target pembangunan yang sangat fokus.
"Untuk pertama kalinya dalam sejarah pembangunan sektor kehutanan, seluruh program kegiatan memiliki indikator dan satuan volume ukur yang sama, yaitu CO2e," kata Siti seperti dilansir dari Antara, Sabtu (25/6/2022).
Ia menjelaskan, target kinerja sebelumnya menggunakan berbagai satuan, seperti hektare, meter persegi, ton, dan rupiah. Namun kini satuan yang digunakan sama.
Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 juga mendorong kinerja sektor kehutanan menuju target pembangunan yang sama, yaitu tercapainya tingkat emisi GRK sebesar -140 juta ton CO2e pada tahun 2030.
"Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 dilaksanakan melalui pendekatan terstruktur dan sistematis, dikembangkan dengan pendalaman hubungan kausalitas antar kebijakan menghadapi tantangan global pengendalian perubahan iklim," katanya.
Sehingga, lanjutnya, Indonesia dapat memberikan contoh kejujuran bahwa komitmen bukan hanya sekedar janji yang digaungkan semata, akan tetapi betul-betul bekerja dalam komitmen yang sudah dilaksanakan.
Ia menambahkan, ada tiga pijakan dasar utama yang menjadi modalitas kerja Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 yaitu Sustainable Forest Management, Environmental Governance, dan Carbon Governance.
Semua langkah aksi telah dirancang secara rinci dan terintegrasi, agar dapat memberikan manfaat ganda berupa pengurangan terukur laju emisi, perbaikan dan peningkatan tutupan kanopi hutan dan lahan.
Kemudian, perbaikan berbagai fungsi utama hutan seperti tata air, iklim mikro, ekosistem, konservasi keanekaragaman hayati; sekaligus sebagai sumbangan bagi kesejahteraan, kesetaraan dan kesehatan masyarakat serta tegaknya hukum.
"Implementasi Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 merupakan wujud nyata komitmen sektor kehutanan Indonesia, tidak hanya dalam skala nasional, namun juga kontribusi kepada dunia, kepada masyarakat global," katanya.
- Penulis :
- Muhammad Rodhi