
Pantau - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan soal La Nina 'Triple Dip'. Fenomena itu disebutnya menjadi ancaman bagi banyak negara, termasuk Indonesia.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, pada Jumat (14/10/22) menjelaskan fenomena La Nina sudah dimulai pada pertengahan 2020 dan diprediksi akan tetap berlangsung hingga akhir 2022. Ada kemungkinan berlanjut hingga awal 2023, itu mengapa fenomenanya dinamai 'Triple Dip'.
Mengenal La Nina Triple Dip
La Nina sendiri adalah fenomena mendinginnya suhu permukaan laut (SML) di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur di bawah kondisi normalnya. Pendinginan SML itu diikuti oleh menghangatnya SML di perairan Indonesia, mendorong pertumbuhan awan-awan hujan dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.
Fenomena La Nina membawa dampak peningkatan curah hujan di banyak tempat di Indonesia. Meski begitu, dampak La Nina tidak pernah sama karena dipengaruhi faktor lainnya. Yang perlu juga diwaspadai adalah penyakit yang biasa muncul di musim hujan, mulai dari diare, demam berdarah, Leptospirosis, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan penyakit kulit.
- Penulis :
- Annisa Indri Lestari