Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Pengunjung Piala Dunia Qatar Berisiko Terinfeksi Flu Unta?

Oleh Annisa Indri Lestari
SHARE   :

Pengunjung Piala Dunia Qatar Berisiko Terinfeksi Flu Unta?

Pantau - Salah satu kekhawatiran dengan berkumpulnya jutaan penonton dari seluruh dunia di ajang Piala Dunia 2022 adalah mewabahnya flu unta atau sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS).


Sebuah penelitian yang diterbitkan pada 22 November dalam jurnal New Microbes and New Infections berisi makalah berjudul ‘Risiko Infeksi yang Terkait dengan Piala Dunia FIFA 2022 di Qatar.


Berjubelnya sekitar 1,2 juta penonton yang menyaksikan secara langsung pertandingan tim sepakbola dari 32 negara dijadwalkan hingga pertengahan 18 Desember 2022 ini jelas memiliki risiko kesehatan. Apalagi perhelatan Piala Dunia kali ini diselenggarakan pada saat dua Keadaan Darurat Kesehatan Masyarakat dari Kepedulian Internasional (PHEIC) secara bersamaan. Yakni pandemi COVID-19 dan wabah cacar monyet 2022.


“Sehubungan dengan COVID-19, jumlah kasus di Qatar terus dilaporkan naik dengan rata-rata 321 kasus harian pada November 2022,” kata laporan penelitian tersebut.


Laporan itu pun mengutip contoh kejadian saat Olimpiade Musim Dingin Pyeong Ghang di Korea Selatan, di mana penyakit saluran pernapasan adalah yang banyak melanda penonton.


Data epidemiologi dari Qatar menunjukkan terjadinya 28 kasus MERS (kejadian 1,7 per 1.000.000 populasi) dan sebagian besar kasus memiliki riwayat kontak dengan unta. Karena itu, orang dengan risiko kesehatan lebih besar harus menghindari kontak dengan dromedaris unta, minum susu mentah mentah atau air seni unta, atau makan daging yang belum dimasak dengan benar.


Selain itu menurut laporan WHO, virus MERS ditransfer ke manusia dari unta dromedaris yang terinfeksi.


“MERS-CoV telah diidentifikasi pada dromedari di beberapa negara di Timur Tengah, Afrika, dan Asia Selatan. Secara total, 27 negara telah melaporkan kasus sejak 2012, menyebabkan 858 kematian yang diketahui akibat infeksi dan komplikasi terkait,"jelas WHO.


Penulis :
Annisa Indri Lestari