billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Gejala Mirip COVID-19, Dokter Anak Imbau Jaga Jarak Cegah Pneumonia

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Gejala Mirip COVID-19, Dokter Anak Imbau Jaga Jarak Cegah Pneumonia
Foto: Ilustrasi - Pemakaian masker. (Antara/Zabur Karuru)

Pantau - Baru-baru ini kasus penularan virus mycoplasma pneumonia meningkat pesat di Indonesia terutama pada anak-anak. Untuk mencegah virus bergejala mirip COVID-19 ini, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menghimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi dan menjaga jarak.

Dokter Spesialis Pulmonologi dan Respirasi Paru Januar Habibi, B.Med.Sc, Sp.P mengatakan, jaga jarak dan melakukan vaksin secara rutin dapat mencegah terjadinya infeksi mycoplasma pneumonia yang terjadi pada anak-anak.

"(Masyarakat disarankan melakukan) vaksinasi, menjaga jarak dengan orang yang sakit, tidak berpergian ketika sakit, datang ke dokter dan mendapatkan perawatan jika dibutuhkan," kata Januar di Jakarta, Jumat (8/12/2023).

Januar mengungkapkan, penyebaran pneumonia ini terjadi melalui udara saat seseorang sedang bersin atau batuk. Untuk mencegah penularan penyakit ini, perlu diperhatikan dengan mematuhi beberapa protokol kesehatan seperti memakai masker dengan ukuran yang sesuai atau tidak kebesaran.

Sebab, penyebaran mycoplasma ini tidak hanya menyerang anak kecil, melainkan orang dewasa.

Beberapa tips lain untuk mencegah penyakit ini adalah dengan mengonsumsi makanan bergizi serta memastikan ventilasi udara terjaga dengan baik.

"Pastikan kembali kualitas ventilasi udara yang baik, cuci tangan dengan rutin, mengonsumsi makanan dengan nutrisi seimbang," tambah Januar.

Januar menegaskan, gejala yang dirasakan penyakit ini memiliki kemiripan dengan COVID-19, yaitu infeksi yang menyerang sistem pernapasan. Akibatnya, penderita akan mengalami batuk-batuk, demam dan sesak napas. Fakta itu diperkuat dengan temuan adanya kondisi abnormal saat melakukan rontgen dada dan pengambilan foto toraks.

IDAI pun mengarahkan, gejala dari mycoplasma lebih ringan dan bisa disembuhkan dengan mengonsumsi antibiotik.

Sejauh ini, terdapat enam pasien baru di Jakarta dengan rentang usia 3 sampai 13 tahun. Kini, Kementerian Kesehatan tengah menindaklanjutinya dengan mengadakan penyelidikan epidemiologi untuk memutus penularan penyakit tersebut pada masyarakat.

(Laporan: Nur Nasy'a Dalila)

Penulis :
Ahmad Munjin
Editor :
Ahmad Munjin