
Pantau - Di balik ketenaran mi instan Samyang saat ini, ada sosok wanita yang mampu menghadirkan produk andalan Samyang dengan mengejutkan, yakni Buldak. Produk itu sempat dipandang sebelah mata, namun kini terbukti memikat banyak lidah masyarakat dunia hingga dijajaki di ritel Amerika Serikat seperti Costco, Walmart, dan Albertsons, hingga Kroger dalam waktu dekat.
Mi yang memiliki arti harfian Ayam Terbakar dalam bahasa Korea itu ialah bikinan Kim Jung-soo, yang saat ini menduduki kursi CEO perusahaan Samyang Roundsquare. Produk yang awalnya ia hadirkan itu mulanya dianggap susah laku karena rasanya yang sangat pedas tidak bisa dimakan oleh semua orang. Namun, ia optimis penjualan di AS akan menjadi titik balik perkembangan pesat Samyang.
"Ada pasar yang sangat jelas pertumbuhannya untuk produk mi instan di Amerika Serikat," kata Kim dilansir The Wall Street Journal (WSJ), Minggu (14/1/2024).
Ia menjadi CEO Samyang pada September tahun lalu. Sangat jarang bagi seorang wanita menjadi pemimpin perusahaan besar di Korea Selatan. Namun, wanita yang menjadi istri dari keluarga konglomerat Samyang itu telah membuktikan bahwa dirinya mampu mengelola perusahaan besar seperti pria Korea lainnya.
Kesuksesan Samyang saat ini sebetulnya juga tidak lepas dari semakin meningkatnya permintaan produk makanan yang mudah dimasak dan murah, seperti mi instan.
Pendorong utama nilai pasar mi instan dunia itu adalah pasar Amerika Serikat, yang relatif belum tergarap produk itu. Peluang itulah yang dilihat Kim untuk terus meningkatkan ekspansi bisnisnya ke Amerika hingga Eropa, di tengah tren makin banyaknya permintaan mi di negara-negara kawasan itu.
Samyang pun kini menjadi produk mi instan premium terlaris, versi Walmart. Sementara itu, Costco baru mulai menjual berskala nasional untuk produk Samyang, setelah menganggap keberhasilan penjualan di kawasan West Coast. Chief merchandising officer Costco Jennifer Saenz bahkan mengatakan, kemasan Samyang yang cerah menjadi salah satu faktor pencuri perhatian konsumen.
"Kami terkesan dengan rasa dan kualitas produk dan melihatnya memiliki potensi besar untuk memenuhi permintaan mi instan yang terus meningkat," kata Saenz.
Meski sudah berdiri sejak 1961 dan terus berkembang pesat hingga 1998, Samyang sempat bangkrut akibat krisis keuangan Asia. Kim saat itu menikah dengan anak dari pimpinan Samyang dan telah memiliki dua anak kecil. Namun, ia malah diminta mertuanya bergabung ke perusahaannya.
Kim menjabat sebagai kepala penjualan kala itu. Namun, ia juga ditugasi untuk mengurus berbagai lini produksi perusahaan sebagai bentuk efisiensi karena tekanan krisis finansial saat itu. Ia pernah dikirim ke China untuk mencari bawang yang harganya lebih murah, hingga ke Malaysia untuk mencari pemasok minyak sawit termurah.
"Saat itu hanya ada keputusasaan," kata Kim, dari kantor Samyang di Seoul yang dibangun di atas lokasi bekas pabrik perusahaan. Kantor pusat yang asli dijual karena bangkrut.
Pada 2006, setelah keuangan Samyang stabil, Kim pun menjadi salah satu wanita yang mencetuskan produk baru, yakni kuah bening ramen instan. Padahal, saat itu, hampir semua ramen instan berkuah di Korea Selatan disajikan dengan kaldu merah.
Selain itu, Kim juga menjadi pencetus Buldak, produk yang viral setelah debutnya pada 2012. Produk super pedas dari Samyang itu mendapatkan perhatian dunia setelah banyak influencer mengunggah video mereka memakan mi kuah berwarna merah tua itu di YouTube.
Popularitas merek ini semakin meroket ketika bintang K-pop seperti BTS dan BLACKPINK turut memviralkan produk ini. Samyang tidak membayar para bintang untuk mempromosikan produknya. "Para kreator mengekspresikan diri mereka dengan cara yang organik dan jujur," kata Kim.
- Penulis :
- Annisa Indri Lestari