
Pantau - Dr. Anggia Hapsari, Sp.K.J, Subsp. A.R.(K), pakar kejiwaan subspesialis anak dan remaja lulusan Universitas Indonesia yang juga tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia mengungkapkan risiko bila anak menggunakan media sosial sejak dini, salah satunya yaitu anak bisa terkena kejahatan asusila seperti child grooming. Hal ini ia sampaikan pada suatu webinar yang diadakan tahun 2023 lalu.
Pada praktiknya, pelaku grooming biasanya merayu dan melakukan tipu muslihat pada korban melalui media sosial. Dilansir ANTARA, menurut Anggia, semakin dini penggunaan media sosial, semakin membuka celah atau jendela untuk mereka berpotensi menjadi korban dari tindak kejahatan dunia maya. Dan sudah pasti penggunaan media sosial secara dini dapat meningkatkan risiko child grooming.
Selain child grooming, dampak penggunaan internet sejak dini juga berkaitan dengan kekerasan dan risiko anak terpapar konten pornografi.
Lebih lanjut Anggia mengatakan bahwa seorang pasien anak usia lima tahun pernah bertanya kepadanya tentang hubungan seksual dan diketahui bahwa si anak terpapar beberapa kartun pornografi. Bahkan anak usia 13 tahun ke atas yang sebenarnya sudah bisa mandiri dalam memanfaatkan gawai dan menatap layar juga masih membutuhkan pengawasan orangtua saat menggunakan media sosial demi keamanan mereka.
Menurutnya, pengawasan diperlukan karena media sosial bisa memberikan dampak yang buruk. Selain child grooming, dampak buruk lainnya juga yaitu perundungan dunia maya, pornografi dan lainnya, bila dimanfaatkan tanpa pengawasan dan batasan.
Hal ini karena anak-anak belum mengerti batasan-batasan tertentu, sehingga risiko mereka bertemu orang asing di sosial media dapat berpotensi besar sebagai penyalahgunaan suatu hubungan.
Anak yang berusia 13 tahun ke atas dapat mulai diberikan pemahaman mengenai batasan penggunaan media sosial disertai penjelasan apa saja yang boleh dan tidak boleh.
Berikut adalah beberapa cara untuk mengawasi anak dalam bermain media sosial:
1. Mengatur waktu
Atur waktu yang tepat untuk anak bermain media sosial agar anak tidak kecanduan dan tetap memiliki waktu untuk melakukan aktivitas lain yang lebih bermanfaat.
2. Membuat aturan
Buat aturan yang jelas mengenai berapa lama anak boleh bermain media sosial dan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat bermain
3. Berikan pengawasan
Berikan pengawasan saat anak bermain media sosial, pengawasan dapat dilakukan dengan duduk bersama anak saat bermain, mengikuti akun media sosial anak, atau menggunakan fitur pengawasan yang disediakan oleh platform media sosial.
4. Ajarkan etika
Ajarkan anak tentang etika bermedia sosial, seperti tidak menyebarkan informasi pribadi, tidak melakukan pelecehan online, dan tidak membagikan konten yang tidak pantas.
5. Bergabung dengan grup positif
Pastikan bahwa anak bergabung dengan grup media sosial yang berisi konten-konten positif dan berpengaruh baik bagi tumbuh kembangnya.
6. Berbicara dengan anak
Bangun hubungan komunikasi terbuka dengan anak mengenai penggunaan media sosial. Diskusikan tentang manfaat dan risiko serta berikan pemahaman tentang bagaimana menggunakan media sosial dengan bijak dan bertanggung jawab.
- Penulis :
- Latisha Asharani