billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Sudah Tahu Belum? Ternyata Ini Penyebab Air Laut Asin

Oleh Annisa Indri Lestari
SHARE   :

Sudah Tahu Belum? Ternyata Ini Penyebab Air Laut Asin
Foto: Ilustrasi lautan. (Pixabay)

Pantau - Bumi dapat menampung sekitar 96,5 persen air. Meski jumlahnya banyak, sayangnya air laut tidak bisa diminum karena mengandung kadar garam (salinitas) yang tinggi.

Mengutip dari Woods Hole Oceanographic Institution, air laut mengandung 3,5 persen garam. Kondisi ini membuat air laut lebih padat dibandingkan air sungai yang memiliki kadar garam yang lebih rendah.

Meskipun persediaan air laut sangat banyak, pernahkah kamu terpikirkan kenapa air laut rasanya asin?

Mengutip National Oceanic and Atmospheric Administration dan ada tiga hal yang menyebabkan air laut memiliki rasa asin.

Aktivitas Magma

Air laut yang merembes di celah-celah dasar laut, secara otomatis akan memanas karena magma dari inti bumi. Proses tersebut mengakibatkan serangkaian reaksi kimia. Air akan kehilangan oksigen, sulfat, dan magnesium, serta mengambil logam seperti, seng, besi, dan tembaga dari batuan yang ada di sekitarnya.

Reaksi tersebut membuat air laut asin. Selain itu, gunung berapi bawah tanah yang meletus dan menyemburkan mineral juga dapat menyebabkan air laut asin.

Pengikisan Batuan

Batuan mengandung mineral, sementara air hujan yang turun ke daratan bersifat asam. Jika hujan turun dan mengikis batuan, maka ion akan terlepas kemudian mengalir ke sungai hingga berakhir di laut.

Ion dan mineral digunakan oleh organisme untuk tumbuh dan berkembang, kemudian sisanya akan terus menumpuk sehingga kadar garamnya meningkat seiring berjalannya waktu.

Mineral yang paling banyak dilarutkan oleh hujan hingga ke laut adalah natrium dan klorida, karena itulah air laut memiliki rasa yang asin.

Kubah Garam

Kubah garam (salt dome) adalah gundukan atau kolom garam yang menyusup ke batuan di atasnya. Endapan garam yang terbentuk secara geologis biasanya ditemukan di bawah tanah dan laut di seluruh dunia.

Kadar garam di dalam air laut berkaitan dengan suhu, penguapan, dan curah hujan. Jadi, daerah yang lebih panas akan memiliki air laut dengan kadar garam yang tinggi. Oleh sebab itulah, kadar garam di daerah khatulistiwa dan kutub rendah, sementara kadar garam di daerah lintang cukup tinggi.

Penulis :
Annisa Indri Lestari