Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Ini Perbedaan Flu Singapura dengan Cacar Air dan Sariawan

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

Ini Perbedaan Flu Singapura dengan Cacar Air dan Sariawan
Foto: Ilustrasi anak terkena flu (pexels.com/@olly/)

Pantau - Flu Singapura dikenal dengan istilah Hand Foot and Mouth Disease (HFMD) dan umumnya terjadi pada anak-anak dan bayi. Penyakit ini jarang menyerang orang dewasa dengan kondisi imun yang baik, pada orang dewasa biasanya hanya menyebabkan sariawan saja.

Meskipun sama-sama menyebabkan lesi di mulut, Flu Singapura berbeda dengan sariawan. Hal ini disampaikan oleh Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Prof. Dr. dr. Edi Hartoyo Sp.A(K) seperti dilansir ANTARA Rabu (03/04/2024).

“Sariawan biasa hanya di mulut, wujudnya hampir sama, maka kadang-kadang orang tua ke dokter anaknya nggak mau makan pas dilihat karena ada lesinya di mulutnya,” kata Edi.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa lesi di mulut pada penderita Flu Singapura dan sariawan dapat menyebabkan anak malas makan dan kesulitan menelan. Lesi dan lentingan juga bisa muncul di sekitar mulut bagian luar dan bibir.

Adapun untuk cacar air yang juga sering dikaitkan dengan Flu Singapura ini juga memiliki perbedaan. Pada cacar air, lesi terletak di badan yaitu berupa lesi lentingan yang tepi kulitnya merah.

Sementara itu, pada Flu Singapura biasanya lokasi lesi paling sering di temukan telapak kaki, telapak tangan dan mulut, kalau cacar jarang di telapak tangan.

Baca juga:

Apakah Flu Singapura Mematikan? Begini Penjelasannya!

Selain itu, diketahui bahwa lesi atau luka pada kulit akibat lentingan pada kasus penyakit cacar bisa membekas pada kulit, namun pada Flu Singapura, lesi akan hilang dengan sendirinya tanpa menyebabkan bekas. Hal ini karena lesi lentingan pada Flu Singapura tidak sedalam cacar yang bisa menembus hingga lapisan kedua jaringan kulit.

“Virus ini tidak menyebabkan kekebalan, beda dengan cacar atau campak bisa kebal tapi virus ini nggak, kalau musim ini kena besoknya bisa kena lagi kalau dia ada kontak, jadi masih bisa kena,” kata Edi.

Meskipun tergolong penyakit ringan yang bisa sembuh dalam tujuh hari, Edi mengharapkan orang tua bisa mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Flu Singapura semakin menyebar.

“Kalau anak kena Flu Singapura di isolasi dan cegah kontak dengan anak lain karena ini menular, masa infeksius 3-5 hari, 7 hari dia sudah tidak menular walaupun lesinya dalam tahap penyembuhan tapi tidak menular,” jelas Edi.

Penulis :
Latisha Asharani