
Pantau - Konsumsi makanan olahan yang lebih sering dibandingkan dengan makanan rumahan menjadi salah satu penyebab anak perempuan lebih cepat mengalami menstruasi. Hal ini diungkapkan oleh Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi lulusan Universitas Indonesia dr. Devi Marischa Malik, Sp.OG seperti dilansir ANTARA Minggu (21/04/2024).
Dalam diskusi kesehatan yang diikuti secara daring pada hari ini, Devi mengatakan bahwa jika menstruasi lebih cepat maka perlu diketahui bagaimana pola makannya.
“Kenapa sekarang lebih cepat (menstruasi) harusnya ditanyakan ke orang tuanya bagaimana pola makan anaknya, kalau kasih makanan olahan daging seminggu 2-3 kali ya no wonder lebih cepet menstruasinya,” kata Devi.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pubertas dini bisa terjadi pada anak perempuan pada usia 7-10 tahun yang normalnya dialami anak pada usia 11-12 tahun. Anak yang memiliki pola makan yang lebih banyak mengonsumsi makanan olahan atau minuman kekinian daripada makanan rumahan bisa memicu cepatnya menstruasi datang karena banyak kandungan gula.
Selain itu, apabila anak mengalami pubertas lebih dulu, orang tua perlu melihat pertumbuhan organ seksual sekundernya seperti pertumbuhan payudara, rambut ketiak, dan tinggi badan yang sudah sesuai.
Era digital yang memungkinkan anak bisa mendapatkan informasi yang cepat juga bisa membuat anak tidak memiliki fokus yang merangsang hormon menjadi cepat berkembang.
“Sekarang era gadget yang mereka punya akun media sosial sendiri, mereka disuguhkan tontonan yang sebenarnya nggak bisa kita kontrol dan arus informasi yang mereka terima juga lebih cepat dan sedikit, itu nggak bisa membantu mereka untuk fokus dan konsentrasi, itu salah satu penyebabnya,” jelas Devi.
Anak yang sudah mengalami menstruasi juga harus dipantau kebersihannya agar tidak menimbulkan berbagai penyakit kelamin di kemudian hari. Oleh karena itu, para ibu dihimbau untuk memberikan contoh yang baik pada anak perempuannya tentang kebersihan organ kewanitaan.
“Jadi hal-hal sepele akan membekas di diri anak sembari beri edukasi, lebih baik edukasi dari orangtua sendiri kita harus cari ilmu dulu, gimana mau memberikan edukasi ke anak kalau kita sendiri belum cukup keilmuannya,” kata Devi.
- Penulis :
- Latisha Asharani