
Pantau - Banyak orang tua yang memarahi anaknya saat sang anak marah atau tantrum. Padahal, hal ini justru menyebabkan terganggunya tumbuh kembang anak, seperti yang dikatakan Kepala Pusat Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Mercu Buana, Inge Hutagalung sebagaimana dikutip ANTARA.
"Hal ini menyebabkan anak kurang berbahagia dan terganggu kesehatan mentalnya jika terlalu sering dimarahi dan juga berdampak kepada kesehatan mental sang ibu yang sering kali stres dalam melakukan pengasuhan," katanya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa banyak orangtua yang berkeluh kesah dan bingung dalam menghadapi anak yang tantrum sehingga berujung pada kemarahan terhadap anak. Untuk mengatasinya, perlu dibangun interaksi yang hangat antara anak dan orangtua.
Mengutip dari Healthline, penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang tua yang memarahi dengan berteriak membuat anak lebih agresif, baik secara fisik maupun verbal. Berteriak secara umum, apapun konteksnya, merupakan ekspresi kemarahan. Hal ini membuat anak takut dan merasa tidak aman.
Sebaliknya, ketenangan bersifat menentramkan, yang membuat anak merasa dicintai dan diterima meskipun berperilaku buruk.
Oleh karena itu, cara yang baik adalah dengan membangun interaksi yang hangat dengan anak.
- Penulis :
- Latisha Asharani
- Editor :
- Sofian Faiq