Apa yang Mempengaruhi Perbedaan Pola Asuh Dulu dan Sekarang? Simak di Sini!

Pantau - Kita bisa melihat dan merasakan adanya perbedaan antara pola asuh dulu dan sekarang. Seiring dengan perkembangan jaman, pola asuh anak pun ikut berubah. Apa yang dulu mudah untuk diterapkan, kini kemungkinan sudah tidak relevan lagi.

Menurut Grace E. Sameve M.A., M. Psi, Psikolog Anak dan Remaja, orang tua harus ingat bahwa mengasuh anak merupakan proses belajar terus menerus, sehingga orang tua juga harus beradaptasi, terbuka dan kritis.

"Tujuan dari pola asuh anak juga bukan selalu untuk mengadaptasi pola asuh yang kekinian, namun lebih fokus untuk menemukan formula yang sesuai dan belajar untuk seimbang serta berempati dengan anak," ujar Grace seperti dikutip dari ANTARA.

Lantas, apa yang membuat adanya perbedaan pola asuh antara dulu dan sekarang? Berikut diantaranya:

Perkembangan Teknologi

Perubahan teknologi memiliki dampak signifikan pada pola asuh anak. Di era serba digital ini, anak-anak lebih terpapar dengan teknologi sehingga dapat memengaruhi cara orang tua mendidik dan mengasuh anak mereka.

Perubahan Stereotipe

Stereotipe yang beredar di masyarakat juga mempengaruhi pola asuh dulu dan sekarang. Pandangan dan harapan masyarakat terhadap peran dan tanggung jawab orang tua dapat berubah dari waktu ke waktu, sehingga pola asuh juga ikut berubah.

Perubahan Mitos

Mitos yang beredar di kalangan masyarakat juga dapat mempengaruhi pola asuh. Pandangan dan keyakinan yang berkembang di masyarakat dapat memengaruhi cara orang tua mendidik dan mengasuh anak mereka. 

Tingkat Sosial Ekonomi

Tingkat sosial ekonomi orang tua juga dapat mempengaruhi pola asuh mereka terhadap anak. Orang tua dengan tingkat sosial ekonomi menengah cenderung lebih hangat dan terlibat dalam mendidik anak mereka, dibandingkan dengan orang tua yang tingkat sosial ekonominya rendah.

Tingkat Pendidikan 

Latar belakang pendidikan orang tua juga mempengaruhi pola asuh mereka terhadap anak. Orang tua dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung lebih sering melibatkan diri dalam melihat perkembangan anak mereka, sedangkan orang tua dengan tingkat pendidikan rendah cenderung lebih otoriter dalam mendidik anak mereka.