Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Reza Rahadian Ikut Demo, Ternyata Punya Keturunan Tokoh Pergerakan Indonesia

Oleh Aditya Andreas
SHARE   :

Reza Rahadian Ikut Demo, Ternyata Punya Keturunan Tokoh Pergerakan Indonesia
Foto: Aktor Reza Rahadian berorasi dalam aksi demontrasi tolak RUU Pilkada di depan Gedung DPR RI. (foto: Aditya Andreas/pantau.com)

Pantau  - Kehadiran aktor ternama Reza Rahadian dalam aksi demo mengawal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada Kamis (22/8/2024) di depan Gedung DPR RI menjadi perbincangan hangat di kalangan warganet. 

Reza, yang selama ini dikenal jarang berbicara mengenai politik, kali ini memilih untuk ‘turun gunung’ dan menyampaikan orasi di hadapan massa.

"Ini bukan negara milik keluarga tertentu. Hari ini kita sudah mendapati keputusan yang bagus dari MK untuk menjaga demokrasi, tapi masih saja berusaha untuk dijegal. Miris melihat ini," ujar Reza dalam orasinya di depan Gedung DPR RI.

Pernyataan Reza tersebut mendapat pujian luas dari warganet, yang kagum dengan keberanian dan kepeduliannya terhadap situasi politik saat ini. 

Tak hanya itu, banyak yang kemudian penasaran dengan latar belakang keluarga Reza, yang ternyata memiliki darah pejuang dari pihak ibunya.

Menurut berbagai sumber, Reza adalah putra dari Pratiwi Widianti, salah satu putri tokoh pergerakan Indonesia, Francisca Casparina Fanggidae. 

Francisca dikenal bukan hanya sebagai pejuang, tetapi juga sebagai wartawan, guru bahasa Inggris, dan penerjemah.

Francisca lahir dari pasangan Gottlieb Fanggidaej, seorang pegawai tinggi di Hindia Belanda, dan Magda Maël, seorang ibu rumah tangga asal Timor Timur. 

Pada tahun 1948, Francisca menikah dengan Sukarno, seorang anggota dewan Pesindo, dan memiliki seorang putri bernama Nilakandi Sri Luntowati. 

Pernikahan yang ke duanya dengan wartawan Soepriyo menghasilkan enam anak, salah satunya adalah Pratiwi Widiantini, ibu Reza Rahadian.

Sosok Francisca pernah disebutkan Reza dalam pidatonya saat menerima Piala Citra ketiganya. Namun, berbeda dengan tokoh pergerakan lainnya, Francisca terpaksa meninggalkan status Warga Negara Indonesia (WNI) dan menjadi warga negara Belanda akibat gejolak politik tahun 1965.

Penulis :
Aditya Andreas
Editor :
Sofian Faiq