
Pantau.com - Siapa yang tak mengenal Anne Avantie salah satu perancang busana ternama Tanah Air. Anne dikenal dengan karya-karya busana kebayanya, yang telah malang melintang di panggung fashion dunia.
Terkenal sebagai maestro kebaya, siapa yang menyangka jika wanita kelahiran 20 Mei 1954 ini, hanyalah lulusan sekolah menengah pertama (SMP). Anne terlahir dari keluarga yang serba keterbatasan, kesuksesannya saat ini sebagai perancang busana didapatkannya dengan keringat dan darah.
Baca juga: Ditanya Soal Resepsi Maia-Irwan Mussry di GBK, Ini Jawaban Anne Avantie
Kehidupan Anne di masa lalunya bisa dibilang cukup sulit, tak jarang ia sering sering menerima bully karena perekonomiannya yang susah.
"Sejak kecil saya sudah bicara ke mami saya, aku merasa dulu sekolah sering di hina-hina.ada sesuatu yang membuat saya tidak bersekolah tinggi," ungkapnya.
Masa lalu penuh talenta dan kreatifitas
Keterbatasan pendidikan tak lantas membuatnya putus asa untuk meraih mimpi. Anne berusaha mengembangkan talenta yang dimilikinya dalam merancang busana. Ketertarikanya di dunia fashion memang sudah terlihat sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD).
Anne mulai menunjukan kreatifitasnya di masa kecil dengan menghasilkan karya membuat berbagai pita atau hiasan rambut untuk di jual ke teman-temannya. Kemudian Anne mulai mencoba beranjak ke dunia fashion mode, dengan membuat kostum panggung untuk group vokal dan tari di sekolah hingga berbagai ajang hiburan remaja lainnya di kota solo.
Tekadnya untuk meraih mimpi menjadi terkenal sudah ia ungkapkan kepada sang ibunda. Siapa sangka ucapan Anne saat itu kini menjadi sebuah kenyataan.
"Saya cerita ngomong sama mama saya, 'ma saya ingin terkenal, saya pingin populer, supaya di dengar dan dilihat orang'," ceritanya.
Metamorfosa Anne Avantie
Anne Avantie (Foto: Pantau.com/Yusuf Fadillah)
Perjalanan karir Anne Avantie memang melewati jalan yang panjang sejak 1989, hingga pada tahun 1998, menjadi titik awal dalam karirnya mulai bermetamorfosa menjadi perancang busana profesional. Anne mulai menekuni model busana tradisional yakni kebaya yang kelak akan menjadi spesialisasi karyanya.
Dengan bermodalkan mesin jahit dan mengontrak sebuah tempat yang diberi nama 'Griya Purnama Permatasari', sedikit demi sedikit hasil kreasi tangan Anne mulai dikenal dari mulut ke mulut. Hingga butuh waktu 11 tahun bagi Anne sampai akhirnya bisa membuka butik di Mall Kelapa Gading dan Rumah Pengantin di Grand Indonesia.
"Perjalan karir saya sebenernya sudah dari tahun 1989, tapi naiknya di tahun 1998. Kebaya itu booming di tahun 1998 dan tahun 1999, waktu itu saya ke Jakarta tahun 2000, disitulah baru naik daun," ujarnya
Konsistensi kunci sukses Anne Avantie
Hingga kini, istri dari Yosep Hendri ini sudah berkarya selama 30 tahun. Kebaya hasil karyanya terkenal di skala internasional dan sering di pakai selebritis Indonesia hingga sejumlah ratu sejagat atau Miss Universe yang datang ke Indonesia.
Selama 3 dasawarsa berkarir, Anne selalu konsisten tetap membuat desain baju model kebaya. Bukan tidak mampu merancang model busana lain, tetapi bagi Anne fokus itu membutuhkan konsistensi untuk menjadi besar.
"Saya melakukan apapun selalu konsisten, karena harus bisa memberikan prioritas fokusnya dimana. Ketika kita fokus nanti akan menjadi besar. Tapi kita hanya ingin bikin ini bikin itu, itu hanya kreatifitas sementara, kita fokusnya dimana passion kita dimana ,passion saya adalah kebaya," terangnya.
Titik terendah dalam hidup Anne Avantie
Selama 30 tahun berkarir, jatuh bangun tentu saja sudah dialami oleh desainer yang identik dengan gaya rambut sanggulnya itu. Pada awal merintis usaha di tahun 1998, pabriknya menjadi korban pembakaran saat tragedi kerusuhan sosial di Solo.
Sementara mundur lagi ke belakang, dua tahun sebelum pabriknya dibakar, atau tepatnya pada 1996, sang ibunda tercinta Amie Indrianti di vonis menderita sakit kanker. Saat itu tentu saja kondisi perekonomian Anne tidak seperti saat ini. Ia bahkan nyaris membuat bisnisnya bangkrut karena harus mengeluarkan banyak biaya pengobatan ibunya. Beruntung, ibunya kemudian bisa pulih setelah menjalani kemoterapi.
Strategi bisnis Anne Avantie
Semangat Anne dalam menepati janjinya menjadi terkenal masih membara. Untuk membangkitkan usahanya kembali, ia pun pindah ke Semarang dan memulainya dari nol. Pada tahun 2000 Anne bermodalkan talenta dan tekad yang kuat mencoba mengadu nasib di Ibu Kota, dengan penuh keyakinan.
Di Jakarta, Anne ternyata bukan hanya ahli dalam merancang busana saja, tapi wanita lulusan SMP ini juga cerdik dalam berstrategi bisnis dan membangun citra.
"Kalau dibilang Anne Avantie itu sekarang populer itu benar, karena itu yang saya cari, supaya berpengaruh kebaikan buat orang lain. Anne Avantie itu pencitraan 100% itu juga benar, karena harus bercitra baik, kalau enggak bercitra baik saya gak bisa di cintai banyak orang," bebernya.
Dari perjalanan panjangnya dalam membangun karir, saat ini Anne memang tinggal menikmati hasilnya sembari terus berkarya dengan hati nurani. Bukan hanya bisa mewujudkan ambisanya semasa kecil untuk menjadi orang terkenal, tetapi Anne bahkan sudah memperkerjakan setidaknya 500 orang karyawan yang membantu operasional perusahaannya.
Tak pernah takut persaingan
Di tengah persaingan fashion yang cukup ketat saat ini, Anne Avantie tidak takut bersaing dengan kompetitor, karena ia menilai, produk fashion yang di buatnya memiliki ciri khas yang tak di miliki oleh orang. Bahkan tidak jarang, beberapa desainer mencoba meniru rancangan yang telah ia buat, tetapi Anne sama sekali tidak khawatir bakal kehilangan pasar.
"Ilmu Anne Avantie sudah di contek dari Sabang sampe Merauke, dari kelas kambing hingga kelas kakap, dari kelas penjahit hingga sampe kelas desainer, tapi saya bersyukur menjadi saluran berkat bagi banyak orang dan anda melihat saya tidak miskin," tegasnya.
"Karena ekor itu gak pernah ada di depan, ekor selalu ada di belakang. Jadi jangan berantem sama semua orang. Rejeki gak akan pernah tertukar," tambahnhya.
- Penulis :
- Gilang