billboard mobile
HOME  ⁄  Lifestyle

Ini Dalang Legendaris Indonesia yang Mendunia

Oleh Wira Kusuma
SHARE   :

Ini Dalang Legendaris Indonesia yang Mendunia
Foto: Ilustrasi wayang. Foto: Freepik

Pantau-Pada peringatan Hari Wayang Nasional yang jatuh pada 7 November, Indonesia mengenang para dalang legendaris yang telah mengukir sejarah dalam dunia seni pertunjukan wayang. Para dalang ini bukan hanya tampil di panggung nasional, tetapi juga membawa seni wayang hingga ke kancah internasional.

Seperti dilansir berbagai sumber, Kamis (7/11/2024), salah satu di antaranya adalah Ki Manteb Soedharsono, dalang kondang yang telah puluhan tahun mendedikasikan hidupnya untuk memperkenalkan wayang ke seluruh penjuru dunia.

Dalang Legendaris yang Mendunia

Ki Manteb Soedharsono adalah sosok yang tidak asing bagi penggemar wayang di Indonesia. Dalang asal Jawa Tengah ini memiliki ciri khas gaya sabet (gerakan tangan) yang lincah dan gaya bicara yang tegas, yang membuatnya dijuluki "Dalang Setan" karena kecepatan dan ketajamannya dalam menggerakkan wayang.

Selama berkarier, Ki Manteb telah tampil di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa, untuk memperkenalkan seni wayang kepada dunia internasional.

Selain Ki Manteb, nama-nama lain seperti Ki Anom Suroto dan Ki Enthus Susmono juga dikenal luas. Ki Anom Suroto, yang tampil sejak usia muda, terkenal dengan kemampuannya menghidupkan karakter-karakter wayang dan menggabungkan unsur humor dalam pementasannya. 

Baca juga: Perjalanan Panjang Wayang di Indonesia: Dari Ritual Sakral hingga Hiburan Modern

Sementara itu, Ki Enthus Susmono terkenal dengan inovasinya dalam mengadaptasi cerita wayang ke dalam isu-isu modern dan menggunakan karakter wayang yang tidak konvensional, yang membuat wayang lebih relevan bagi generasi muda.

 

Perjalanan Dalang dan Tantangan di Era Modern

Para dalang legendaris ini mendapatkan perhatian dan apresiasi yang luas dari masyarakat berkat dedikasi mereka dalam melestarikan seni wayang, yang merupakan warisan budaya Nusantara. Namun, seiring perkembangan zaman, wayang menghadapi tantangan besar dengan munculnya hiburan digital yang lebih menarik minat generasi muda. Tantangan ini juga berdampak pada profesi dalang yang tidak lagi sepopuler dulu.

Di era modern ini, minat untuk menonton pertunjukan wayang cenderung menurun, terutama di kalangan anak muda yang lebih akrab dengan media digital. Beberapa dalang muda mencoba menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi dan menyajikan wayang dalam format yang lebih modern, seperti animasi atau pementasan daring. Namun, belum semua dalang siap menghadapi perubahan tersebut, dan beberapa dari mereka merasa khawatir bahwa kesenian ini akan semakin terpinggirkan.

 

Regenerasi Dalang: Proses yang Penuh Tantangan

Regenerasi dalang di Indonesia masih menjadi isu besar. Profesi dalang membutuhkan waktu dan dedikasi yang tidak sedikit. Seorang dalang harus memahami cerita-cerita klasik, menguasai teknik memainkan wayang, dan mampu menghidupkan karakter serta menyampaikan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita. Semua ini membutuhkan pelatihan yang intensif sejak usia muda, biasanya melalui pembelajaran dari seorang dalang senior atau melalui sanggar-sanggar wayang.

Namun, ketertarikan generasi muda terhadap profesi dalang tidak sekuat dulu. Banyak anak muda lebih tertarik pada karier lain yang dianggap lebih menjanjikan dari segi finansial. Meskipun demikian, masih ada upaya dari pemerintah dan komunitas budaya untuk memfasilitasi regenerasi dalang.

Beberapa sekolah seni dan sanggar kini membuka kelas khusus untuk mendidik calon-calon dalang muda. Di Yogyakarta, Surakarta, dan beberapa kota besar lainnya, beberapa lembaga budaya menawarkan pelatihan wayang untuk generasi muda.

Dalang-dalang muda seperti Ki Gondo Sunarto dan Ki Seno Nugroho telah muncul sebagai penerus dari dalang-dalang legendaris sebelumnya. Mereka berhasil menarik minat masyarakat, termasuk generasi muda, dengan pendekatan pementasan yang segar dan relevan. Misalnya, Ki Seno Nugroho sering menggabungkan cerita-cerita klasik dengan isu-isu kontemporer, yang membuat pertunjukannya lebih menarik bagi penonton muda.

 

Nasib Dalang di Masa Kini: Menjaga Tradisi di Tengah Modernisasi

Meski menghadapi tantangan dari budaya modern, masih ada harapan bahwa seni dalang akan terus lestari. Dalam beberapa tahun terakhir, upaya untuk menghidupkan kembali seni wayang terus dilakukan, salah satunya dengan menetapkan Hari Wayang Nasional sebagai bentuk apresiasi terhadap warisan budaya ini. Pemerintah juga memberikan dukungan dalam bentuk program pelatihan, festival wayang, dan beasiswa untuk calon dalang muda.

Selain itu, upaya memasukkan wayang ke dalam kurikulum sekolah di beberapa daerah juga dianggap sebagai cara untuk memperkenalkan wayang kepada generasi muda. Festival-festival wayang yang diadakan di tingkat nasional hingga internasional juga memberikan ruang bagi para dalang muda untuk unjuk kemampuan dan membawa seni wayang ke panggung yang lebih luas.

 

Para dalang legendaris Indonesia seperti Ki Manteb Soedharsono, Ki Anom Suroto, dan Ki Enthus Susmono telah memberikan kontribusi besar dalam menjaga dan memperkenalkan wayang ke masyarakat luas, baik di dalam negeri maupun mancanegara.

Meski profesi dalang kini menghadapi tantangan dari budaya modern dan digital, upaya regenerasi terus dilakukan melalui pelatihan di sanggar-sanggar dan sekolah seni.

Dengan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah, komunitas budaya, dan masyarakat, regenerasi dalang diharapkan dapat terus berjalan. Seni wayang tidak hanya akan tetap hidup, tetapi juga akan terus relevan dan menarik bagi generasi muda Indonesia, sehingga budaya ini tetap menjadi identitas dan kebanggaan bangsa yang diwariskan ke generasi berikutnya.

Penulis :
Wira Kusuma
Editor :
Khalied Malvino