
Pantau - Buku bukan hanya berharga, tetapi juga semakin mudah dijangkau di mana saja. Di perpustakaan, taman bacaan, dan bahkan dalam bentuk digital yang kini bisa diakses kapan pun, buku tersedia untuk semua orang tanpa syarat atau batasan. Tanpa harus membeli, siapa pun memiliki kesempatan untuk memperkaya pikirannya dengan membaca buku, baik di rumah, di tempat umum, atau bahkan dalam genggaman layar ponsel.
Peran buku tak hanya mengisi waktu luang, tetapi juga menjadi bagian penting dari kehidupan kita. Melalui buku, pengetahuan agama, ilmu pengetahuan, dan sejarah menyebar dengan mudah. Begitu juga dengan catatan sejarah—tanpa buku, kisah-kisah tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia, kiprah R.A. Kartini, keberanian Jenderal Soedirman, atau kecerdasan Patih Gajah Mada mungkin tidak akan sampai ke generasi kita sekarang. Buku menghubungkan kita dengan masa lalu, menjadikan kita lebih menghargai nilai-nilai yang membangun bangsa ini.
Selain itu, buku juga menjadi teman yang mendampingi jiwa. Dari buku yang paling sederhana pun, selalu ada pelajaran yang bisa dipetik, dan manfaatnya terus bertambah seiring banyaknya buku yang kita baca. Buku membentuk cara berpikir kita, memperkaya kecerdasan, dan memberikan wawasan yang tak ternilai. Buku adalah warisan berharga yang turun-temurun diberikan kepada anak cucu, menjadi bagian dari harta intelektual yang tetap relevan sepanjang zaman.
Baca juga: Filosofi Angsa Sebagai Pelajaran bagi Manusia
Di tengah derasnya arus digitalisasi, anak-anak yang masih gemar membaca buku di taman bacaan adalah mereka yang luar biasa. Ketika sebagian besar orang lebih tertarik pada media sosial atau permainan daring, anak-anak yang rajin membaca memilih memperdalam ilmu dan pengetahuan. Di zaman ketika banyak orang lebih senang berbicara dan berekspresi di dunia maya, justru jarang yang masih berkomitmen untuk membaca. Buku membawa ketenangan dan kedalaman, yang sering kali hilang di tengah kesibukan era digital.
Keistimewaan buku terletak pada nilai abadinya. Benda-benda material seperti pakaian bisa rusak, perhiasan bisa kehilangan daya tarik, rumah memerlukan perawatan, dan tubuh pun dapat melemah. Namun, buku tetap meninggalkan kesan abadi, bahkan saat ia sudah tidak ada lagi di tangan. Ide dan pengetahuan yang terkandung di dalamnya tersimpan di pikiran pembacanya, memperkaya imajinasi, memperluas wawasan, dan menginspirasi setiap orang untuk meraih impian dan tujuan hidup mereka.
Lebih dari sekadar bacaan, buku mendorong kita untuk merenung dan bercermin. Ia memberikan pelajaran untuk bertindak lebih bijaksana. Banyak orang yang terombang-ambing, merasa bimbang, atau pesimis, sering kali karena kurangnya bacaan yang bermutu. Tanpa buku, pemahaman kita tentang dunia dan kehidupan bisa terasa dangkal. Padahal, membaca dapat membantu kita melihat kehidupan lebih jelas dan menumbuhkan rasa optimisme.
Baca juga: Memahami Filosofi Gelas Kosong, Kunci untuk Belajar dan Berkembang
Buku memiliki andil besar dalam membentuk masa depan seseorang. Anak-anak yang membaca puluhan buku dalam sebulan menanamkan banyak ide dan pengetahuan baru ke dalam diri mereka. Membaca bukan hanya membantu kita memahami kehidupan lebih mendalam, tetapi juga mengingatkan kita akan kebesaran Tuhan yang menciptakan segala ilmu.
Bagi siapa pun yang gemar membaca, ada harapan, kebahagiaan, dan rasa damai yang terus mengiringi mereka. Buku adalah teman setia, yang selalu siap memberikan inspirasi, kapan saja dan di mana saja.
- Penulis :
- Latisha Asharani